Flag Counter

Friday, December 21, 2012

KNKT: Pilot Sukhoi Harusnya Bisa Elakkan Tabrakan

Ada tiga faktor penyumbang kecelakaan ini. Human error?

VIVAnews - Komite Nasional Keselamatan Transportasi menyatakan, kecelakaan pesawat Sukhoi pada 9 Mei 2012 seharusnya bisa dihindari. KNKT menjelaskan, alat Terrain Awareness Warning System (TAWS) sudah memperingatkan dalam bentuk pesan suara "Terrain AHead, Pull Up" 38 detik sebelum tabrakan terjadi.

"Hasil simulasi yang dilakukan setelah kejadian diketahui bahwa TAWS berfungsi dengan baik dan memberikan peringatan yang benar," kata Ketua KNKT Tatang Kurniadi dalam jumpa pers di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa 18 Desember 2012. "Simulasi juga menunjukan bahwa benturan dapat dihindari jika dilakukan tindakan menghindar sampai dengan 24 detik setelah peringatan TAWS yang pertama," katanya.

Sementara pelayanan radar Jakarta belum mempunyai batas ketinggian minimum untuk melakukan "vector" (perintah berupa arah yang diberikan pengatur lalu lintas udara) pada suatu daerah tertentu dan minimum safe altitude warning (MSAW). Karena itu, sistem di Jakarta tidak memberikan peringatan kepada petugas Jakarta sampai kemudian pesawat menabrak.

Karena itu, investigasi KNKT menyimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan tersebut, antara lain, pertama, awak pesawat tidak menyadari kondisi pegunungan di sekitar jalur penerbangan yang dilakui karena beberapa faktor dan berakibat awak pesawat mengabaikan peringatan dari TAWS.

Kedua, radar Jakarta belum mempunyai batas ketinggian minimum pada pesawat yang diberikan vector serta belum dilengkapi dengan MSAW yang berfungsi untuk daerah Gunung Salak. Ketiga, terjadi pengalihan perhatian terhadap pesawat dari percakapan yang berkepanjangan dengan tidak terkait dengan penerbangan yang telah menyebabkan pilot yang menerbangkan pesawat tidak dengan segara mengubah arah pesawat ketika pesawat ke luar dari orbit tanpa sengaja.

Akibat kecelakaan ini, seluruh penumpang dan kru pesawat tewas yang berjumlah 45 orang tewas. Sebagian besar korban adalah warga negara Indonesia (34 orang) dan sisanya dari Amerika Serikat, Italia, Prancis dan Rusia.

No comments:

Post a Comment