Flag Counter

Friday, December 21, 2012

Detik Demi Detik Jatuhnya Sukhoi SSJ-100

Pesawat mengalami kecelakaan dalam penerbangan kedua. 

 

VIVAnews - Setelah lebih dari tujuh bulan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengumumkan hasil investigasi pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, pada 9 Mei 2012.

Dalam jumpa pers hari ini, Selasa, 18 Desember 2012, Ketua KNKT Tatang Kurniadi mengatakan, pesawat dengan resgistrasi 97004 dengan nomor penerbangan RA 36801 mengalami kecelakaan dalam penerbangan kedua pada hari yang sama.

Pada pukul 0730 UTC (Coordinated Universal Time) atau 14.20 WIB, pesawat tinggal landas dari landasan 06 Halim Perdanakusuma, kemudian berbelok ke kanan hingga mengikuti ke radial 200 HLM VOR dan naik hingga ketinggian 10 ribu kaki.

Kemudian pada pukul 14.24 WIB, pilot melakukan komunikasi dengan Jakarta Approach dan memberikan informasi bahwa pesawat telah berada pada radial 200 HLM VOR dan telah mencapai ketinggian 10 ribu kaki.

Pada pukul 14.26 WIB, pilot meminta izin untuk turun ketinggian 6.000 kaki serta untuk membuat orbit atau lintasan melingkar ke kanan. Izin tersebut diberikan oleh petugas Jakarta Approach.

Tujuan pilot untuk turun ketinggian 6 ribu kaki dan membuat orbit adalah agar pesawat tidak terlalu tinggi untuk proses pendaratan di Halim Perdanakusuma menggunkan landasan 06.

Lalu pada pukul 14.32 lewat 26 detik, berdasarkan waktu yang tercatat di Flight Data Recorder (FDR) pesawat menabrak tebing gunung salak pada radial 198 dan 28 Nm HLM VOR atau pada koordinat 06 derajat 42'45”S 106 derajat44'05”E dengan ketinggian sekitar 6 ribu kaki di atas permukaan laut.

Tiga puluh delapan detik sebelum benturan, Terrain Awareness Warning System (TAWS) memberikan peringatan berupa suara "Terrain AHead, Pull Up" dan diikuti oleh 6 kali "Avoid Terrain". PIC mematikan (inhibit) TAWS tersebut karena beransumsi bahwa peringatan-peringatan tersebut diakibatkan oleh database yang bermasalah.

Selain itu, tujuh detik menjelang tabrakan, terdengar peringatan berupa suara "Landing Gear Not Down" yang berasal dari sistem peringatan pesawat. Peringan "Landing Gear Not Down" aktif apabila pesawat berada pada ketinggian kurang dari 800 kaki di atas permukaan tanag dan roda pendaratan belum diturunkan.

Pada pukul 14.50 WIB petugas Jakarta Approach menyadari bahwa target pesawat shukoi RRJ95 B sudah hilang dilayar radar. Tidak ada bunyi peringatan sebelum lenyapnya titik target pesawat dari layar radar.

Kemudian pada 10 Mei 2012, Basarnas berhasil menemukan pesawat dan 15 Mei 2012, Cockpit Voice Recorder (CRV) telah ditemukan dalam keadaan hangus akan tetapi memory module dalam keadaan baik dan berisikan 2 jam rekaman dengan kualitas yang baik

Baru pada 31 Mei 2012, Flight data recorder (FDR) ditemukan dalam keadaan baik dan berisikan 150 jam rekanan dari 471 parameters.

Kedua Flight Recorder (black box) ini dibaca di lab revorder milik KNKT oleh ahli dari KNKT dan disaksikan oleh ahli dari Rusia. Seluruh parameter berhasil di download dan dari hasilnya tersebut ditemukan tidak  adanya indikasi kerusakan sistem pesawat selama penerbangan. 

No comments:

Post a Comment