Jakarta (ANTARA News) - Kepedulian dan komitmen mendukung kemerdekaan Palestina ditegaskan lagi oleh ribuan umat muslim Indonesia dalam aksi damai di Bundaran Hotel Indonesia hingga Taman Menteng, di Jakarta Pusat, Minggu.

"Kita sebagai bangsa perlu memberi dukungan lebih konkrit terhadap pembebasan Palestina ini. Dukungan ini bukan cuma dari umat muslim, tapi juga Kristiani dan Buddha di Indonesia," kata Bachtiar Nasir.

Anggota Badan Pengarah Komunitas Asia Pasifik Untuk Palestina Merdeka itu menyatakan, Israel harus segera angkat kaki dari Palestina. Palestina harus menjadi bangsa merdeka berdaulat dan bebas dari pengaruh bangsa lain.

Sikap tersebut didasari berbagai faktor, di Palestina berdiri Al Quds, mesjid Al Aqsa, yang pernah menjadi kiblat umat Islam. "Dan Mesjid Al Aqsa pula yang menjadi tujuan saat Nabi Muhammad SAW di-isra-kan Allah SWT," kata Nasir.

Dunia internasional yang peduli terhadap Palestina menjadikan Nopember sebagai Bulan Peduli Palestina, teristimewa tanggal 29 November 1947. Tanggal itu terjadi pencaplokan wilayah Palestina oleh Israel, sehingga secara praktis sejak itu bangsa Palestina terusir dari wilayahnya.

"Hak-hak sipil pun terrengut oleh Israel tersebut. Padahal, bangsa Palestina adakah negara pertama yang memberikan dukungannya terhadap kemerdekaaan Indonesia," katanya.

Sebelumnya, organisasi itu menggelar diskusi yang dihadiri segenap kalangan dan pemeluk agama yang berbeda-beda di Indonesia, pula mantan Kepala BIN, Suripto. Dasar pengikat mereka kesepahaman atas aspek kemanusian serta kedaulatan wilayah Palestina sebagai satu bangsa dan negara berdaulat.

Komunitas Asia Pasifik Untuk Palestina juga menjadi inisiator gerakan mendukung kemerdekaan Palestina di Indonesia. Gerakan ini merupakan tindaklanjut dari Konferensi Komunitas Asia Pasifik Untuk Palestina, yang diselenggarakan pada 29 Juni hingga 1 Juli 2011 lalu di Balai Pertemuan Jakarta.

Para tokoh Islam dari 30 organisasi massa Islam itu, berkumpul dalam pertemuan dialog interaktif di Marocco House, Jakarta Pusat, kemarin.

Mereka mendeklarasikan resolusi dukungan politisnya untuk mendesak PBB segera mengembalikan hak asasi masyarakat sipil Palestina yang dirampas Israel, sejak 29 November 1947. (ANT)