Rusia dan Indonesia sepakat kecelakaan Sukhoi karena kesalahan pilot.
VIVAnews - Rusia dan Indonesia sepakat penyebab utama
kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 adalah kesalahan pilot. Namun,
Rusia pun mengungkap faktor lain dalam kecelakaan 9 Mei 2012 itu.
Dikutip dari laman Ria Novosti,
Deputi Industri dan Menteri Perdagangan Yury Slyusar mengatakan, faktor
lain itu adalah keterbatasan kapabilitas radar di bandara Indonesia.
"Radar
tidak memiliki sistem Minimum Safe Altitude Warning (MSAW)," kata dia.
Pernyataan Yuri menanggapi hasil laporan Komite Nasional Keselamatan
Transportasi soal penyebab kecelakaan Sukhoi Superjet 100 yang menabrak
tebing Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, Indonesia.
KNKT
menyimpulkan, tidak ada masalah teknis dengan pesawat SSJ-100, di hari
nahas itu. Kepala KNKT Tatang Kurniadi mengatakan, kru Rusia kurang
familiar dengan daerah pegunungan di lokasi demonstrasi pesawat.
Ditambah lagi kru tidak membawa peta kawasan Bogor.
Pilot juga
gagal bereaksi terhadap enam peringatan dari sistem peringatan (TAWS)
pesawat yang sudah menyala sebagai tanda ada bahaya potensial.
"Awak
pesawat tidak menyadari daerah pegunungan di jalur penerbangan karena
beberapa faktor. Ini berarti mereka mengabaikan sinyal peringatan dari
TAWS, " kata Tatang.
Dia pun menambahkan, kemungkinan konsentrasi pilot terganggu karena kehadiran calon pembeli pesawat di kokpit.
Pilot
gagal mematuhi ketinggian minimum yang disetujui dalam aturan
penerbangan instrumen (IFR) untuk penerbangan dan dengan ketinggian yang
aman minimum (MSA) untuk pengendalian lalu lintas udara di Bandara
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, tempat di mana Superjet lepas
landas.
Penyidik mengatakan minimum off-rute ketinggian disetujui
di IFR adalah 13.200 kaki, namun pesawat itu terbang pada 10.000 kaki.
Pesawat ini kemudian diketahui turun sampai ke 6.000 kaki.
No comments:
Post a Comment