JAKARTA--MICOM: Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan bertekad membangun
sejumlah infrastruktur di Sumatra Utara.
Dalam waktu dekat Kementerian BUMN ini akan menugaskan perusahaan BUMN untuk membangun jalan tol Medan-Tebing Tinggi dan peningkatan Bandara Silangit, Tapanuli Utara, agar menjadi bandara internasional.
Dahlan menyampaikan komitmennya saat menerima rombongan masyarakat Batak, Sumut di Kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Senin (29/10).
Pertemuan yang diprakarsai Gandi Parapat, ini dihadiri 16 orang Batak baik yang berdomisili di Sumut maupun di Jakarta.
Mereka antara lain Bendahara Pekan Raya Sumut Eddy Sijabat, Ketua Umum Forum Pribumi Indonesia Bersatu Sumut Ray Sinambela, mantan anggota DPRD Sumut Burhanuddin Rajagukguk, wartawan Kennorton Hutasoit, dan aktivis LSM Pendidikan dan Kesehatan Jakarta Hikmat Siregar.
Kehadiran warga Batak ini untuk menyampaikan aspirasi dan keprihatinan mengingat lambannya pembangunan di Sumut.
Fakta lambannya pembangunan di Sumut antara lain pembangunan Bandara Kuala Namu sebagai pengganti Bandara Polonia Medan yang belum rampung, rencana pembangunan jalan tol Medan-Tebing Tinggi yang belum juga dimulai, dan Bandara Silangit yang masih berstatus penerbangan perintis untuk pelayanan penerbangan domestik.
Dahlan menyambut baik masukan dari warga Batak tersebut. Dahlan berjanji paling lambat Desember tahun ini sudah memutuskan pembangunan tol Medan-Tebing Tinggi dan Bandara Silangit.
“Silangit akan menjadi bandara internasional paling lambat Desember. PLN aja mampu membangun Bandara Silangit, apalagi BUMN. Kalau BUMN yang bangun, tender langsung jadi,” kata Dahlan yang disambut tepuk tangan.
Penerbangan dari Malaysia atau Singapura ke Medan hanya satu jam. Dan, dari Jakarta ke Medan hanya dua jam. “Dari Medan ke Toba tujuh jam, mana mau orang ke Toba. Untuk mengangkat Toba ini harus ada tol Medan-Tebing. Tapi bangun tol bisa tahunan.
"Yang paling cepat menjadikan Silangit bandara internasional,” kata Dahlan.
Keindahan Danau Toba, kata Dahlan, seperti di Swis. Namun, masyarakatnya, ujar dia, seperti di Tarutung, Balige, kalah jauh dari daerah lain seperti Ternate, Balikpapan, dan Manado.
"Tarutung saya lihat sedih sekali. Yang bisa angkat itu dalam waktu cepat membangun Bandara Silangit menjadi bandara internasional, karena biayanya tidak banyak untuk menambah landasan pacu sepanjang 300 m dan ketebalan 5 hingga 10 cm, dan membangun refueling atau tanki bahan bakar,” papar dia.
Infrastruktur lain yang harus dibangun, kata Dahlan, yaitu tol Medan-Kabanjahe dan jalan Medan-Bandara Kuala Namu. Dahlan menceritakan bahwa dirinya telah menyampaikan ke Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono bahwa jalan pendukung Bandara Kuala Namu belum ada karena pinjaman untuk pembangunan jalan tersebut belum cair.
“Jadi nanti ada perusahaan BUMN yang keroyokan untuk membangun jalan itu. Uang untuk itu bisa dicari, yang penting mau enggak,” ujar dia.
Pada akhir pertemuan, mantan Sekretaris Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (Gamki) Sumut, Gandi Parapat, meminta kesediaan Dahlan agar berkenan menerima marga Batak karena Dahlan memiliki karakter dan keberanian seperti orang Batak. Dahlan menyambut baik dan akan menerimanya kalau sudah memenuhi janjinya membangun bandara dan tol di Sumut.
http://www.mediaindonesia.com/webtorial/tanahair/?bar_id=MzU5MTI3
sejumlah infrastruktur di Sumatra Utara.
Dalam waktu dekat Kementerian BUMN ini akan menugaskan perusahaan BUMN untuk membangun jalan tol Medan-Tebing Tinggi dan peningkatan Bandara Silangit, Tapanuli Utara, agar menjadi bandara internasional.
Dahlan menyampaikan komitmennya saat menerima rombongan masyarakat Batak, Sumut di Kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Senin (29/10).
Pertemuan yang diprakarsai Gandi Parapat, ini dihadiri 16 orang Batak baik yang berdomisili di Sumut maupun di Jakarta.
Mereka antara lain Bendahara Pekan Raya Sumut Eddy Sijabat, Ketua Umum Forum Pribumi Indonesia Bersatu Sumut Ray Sinambela, mantan anggota DPRD Sumut Burhanuddin Rajagukguk, wartawan Kennorton Hutasoit, dan aktivis LSM Pendidikan dan Kesehatan Jakarta Hikmat Siregar.
Kehadiran warga Batak ini untuk menyampaikan aspirasi dan keprihatinan mengingat lambannya pembangunan di Sumut.
Fakta lambannya pembangunan di Sumut antara lain pembangunan Bandara Kuala Namu sebagai pengganti Bandara Polonia Medan yang belum rampung, rencana pembangunan jalan tol Medan-Tebing Tinggi yang belum juga dimulai, dan Bandara Silangit yang masih berstatus penerbangan perintis untuk pelayanan penerbangan domestik.
Dahlan menyambut baik masukan dari warga Batak tersebut. Dahlan berjanji paling lambat Desember tahun ini sudah memutuskan pembangunan tol Medan-Tebing Tinggi dan Bandara Silangit.
“Silangit akan menjadi bandara internasional paling lambat Desember. PLN aja mampu membangun Bandara Silangit, apalagi BUMN. Kalau BUMN yang bangun, tender langsung jadi,” kata Dahlan yang disambut tepuk tangan.
Penerbangan dari Malaysia atau Singapura ke Medan hanya satu jam. Dan, dari Jakarta ke Medan hanya dua jam. “Dari Medan ke Toba tujuh jam, mana mau orang ke Toba. Untuk mengangkat Toba ini harus ada tol Medan-Tebing. Tapi bangun tol bisa tahunan.
"Yang paling cepat menjadikan Silangit bandara internasional,” kata Dahlan.
Keindahan Danau Toba, kata Dahlan, seperti di Swis. Namun, masyarakatnya, ujar dia, seperti di Tarutung, Balige, kalah jauh dari daerah lain seperti Ternate, Balikpapan, dan Manado.
"Tarutung saya lihat sedih sekali. Yang bisa angkat itu dalam waktu cepat membangun Bandara Silangit menjadi bandara internasional, karena biayanya tidak banyak untuk menambah landasan pacu sepanjang 300 m dan ketebalan 5 hingga 10 cm, dan membangun refueling atau tanki bahan bakar,” papar dia.
Infrastruktur lain yang harus dibangun, kata Dahlan, yaitu tol Medan-Kabanjahe dan jalan Medan-Bandara Kuala Namu. Dahlan menceritakan bahwa dirinya telah menyampaikan ke Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono bahwa jalan pendukung Bandara Kuala Namu belum ada karena pinjaman untuk pembangunan jalan tersebut belum cair.
“Jadi nanti ada perusahaan BUMN yang keroyokan untuk membangun jalan itu. Uang untuk itu bisa dicari, yang penting mau enggak,” ujar dia.
Pada akhir pertemuan, mantan Sekretaris Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (Gamki) Sumut, Gandi Parapat, meminta kesediaan Dahlan agar berkenan menerima marga Batak karena Dahlan memiliki karakter dan keberanian seperti orang Batak. Dahlan menyambut baik dan akan menerimanya kalau sudah memenuhi janjinya membangun bandara dan tol di Sumut.
http://www.mediaindonesia.com/webtorial/tanahair/?bar_id=MzU5MTI3