Flag Counter

Thursday, January 10, 2013

Komisi V DPR Takjub Kereta Paling Siap Beroperasi di Bandara Kuala Namu

MEDAN (beritatrans.com) – Komisi V DPR surprise melihat fakta kereta api menjadi infrastruktur transportasi paling siap sebagai akses ke Bandara Kuala Namu, Medan, Sumatera Utara (Sumut). Bandara itu sendiri dioperasikan mulai Maret 2013.
Kekaguman rombongan Komisi V DPR muncul sejak meninjau terminal city check in di Stasiun KA Medan hingga naik KRD dari stasiun tersebut ke depan terminal Bandara Kuala Namu, kemarin.
Mereka didampingi Dirjen Perkeretaapian Tundjung Inderawan dan jajarannya, Direktur Komersial Kebandarudaraan PT Angkasa Pura II Rinaldo J Aziz, serta Direktur Utama PT Railink Suratha. Selain itu, ikut pula perwakilan dari pemerintah provinsi Sumatera Utara, Bupati Deli Serdang, dan Balai Besar Pembangunan Nasional Wilayah IV Kementerian Pekerjaan Umum.

Rel KA Bandara sudah sampai ke depan Bandara Kuala Namu
Nusyirwan Soejono, ketua rombongan Komisi V DPR, mengemukakan surprise dan kagum atas fakta kereta menjadi infrastruktur terdepan. “Kami dari Komisi V DPR mengapresiasi tinggi kinerja Ditjen Perkeretaapian mewujudkannya,” cetus politisi dari Fraksi PDIP ini.
Dengan beroperasinya kereta seiringan dengan shadow operation Bandara Kuala Namu, dia menegaskan bangsa Indonesia mencatat sejarah emas baru memiliki kereta bandara. “Ini luar biasa,” ujarnya.
Hal senada dikemukakan anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PDIP Josep Umarhadi. Dia mengaku, harapan terbesar ada pada kereta api untuk operasional Bandara Kuala Namu Maret 2013 mendatang.
Josef tidak yakin dengan akses jalan arteri maupun jalan tol ke bandara dapat selesai tepat waktu. “Sebab, hingga saat ini pembangunan beberapa ruas jalan arteri maupun jalan tol masih terkendala oleh pembebasan tanah,” ujarnya.
Bandara Kuala Namu
Persoalannya, kata Josep, akses ke Bandara Kuala Namu tidak bisa terus mengandalkan kereta api. Sebab, dengan kondisi sarana dan prasarana kereta api sekarang, sangat tidak mungkin mampu mengangkut calon penumpang pesawat yang jumlahnya telah mencapai lebih dari 8 juta per tahun.
“Maka, selain terus diupayakan mempercepat pembangunan akses jalan tol maupun non tol ke bandara, perlu juga segera dipikirkan jalan keluar atas keterbatasan kapasitas angkut kereta api,” ujarnya.
PEKERJAAN FISIK
Tundjung Inderawan, Dirjen Perkeretaapian, mengamini pernyataan anggota DPR tersebut. “Secara fisik pembangunan akses kereta api dari Medan ke Bandara Kuala Namu sudah selesai. Tinggal finishing di stasiun Medan dan pembangunan stasiun di Bandara Kuala Namu yang merupakan tanggung jawab PT Angkasa Pura II,” ungkap Tundjung.
Dia menjelaskan rel kereta api dari Stasiun Medan hingga Stasiun Araskabu sepanjang 17 kilometer pun sudah dilakukan penggantian dengan rel baru berikut penambahan balas. Sedangkan pembangunan rel dari Stasiun Araskabu hingga Bandara Kuala Namu sepanjang 5 kilometer juga sudah selesai hingga ke depan bandara.
“Kami juga sudah menyediakan dua rangkaian KRD berpendingin udara yang akan digunakan untuk sementara,” kata Tundjung.
Tinggal menunggu stasiun di bandara
Menurutnya, dengan dua rangkaian kereta api tersebut nantinya akan mampu melayani sebanyak 26 frekwensi perjalanan per hari dengan waktu tempuh rata-rata 30 menit.
“Frekwensi perjalanan akan semakin banyak. Karena PT KAI sedang merenovasi dua set kereta di Balai Yasa Manggarai. Selain itu, PT Railink menyiapkan empat set kereta dari Korea Selatan. Kereta-kereta itu akan datang mulai September tahun depan,” jelas Dirjen.
Menyinggung soal tarif, Dirjen Perkeretaapian mengutarakan untuk sementara ditetapkan sekitar Rp60 ribu per orang.

DOUBLE TRACK
Tundjung Inderawan mengakui bahwa kondisi rel yang masih single track dan banyaknya perlintasan sebidang, membuat kapasitas angkut dan perjalanan kereta ke Bandara Kuala Namu akan sangat terbatas.
Untuk itu pada tahun anggaran 2014, pihaknya telah berencana membangun double track dan membangun fly over atau under pass untuk menghindari perlintasan sebidang.
“Dengan demikian, kita bisa meningkatkan kapasitas angkut maupun jumlah perjalanan tanpa harus mengganggu kelancaran moda angkutan lain,” katanya.

No comments:

Post a Comment