Flag Counter

Thursday, October 18, 2012

Bandara Kualanamu Beroperasi Maret 2013

MedanBisnis—Deliserdang. PT Angkasa Pura (AP) II Pusat memastikan operasional bandara baru internasional di Desa Pasar VI Kualanamu Kecamatan Beringin, Lubuk Pakam, Deliserdang akan dimulai pada Maret 2013. Meskipun sejumlah sarana pendukung seperti jalan arteri, jalan non tol, jalan tol belum rampung sepenuhnya, PT AP II memastikan minimum equipment operation untuk operasional bandara sudah selesai.
"Pemerintah pusat dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI bersama AP II Pusat tetap berupaya maksimal untuk pelaksanaan pembangunan proyek Bandara Kualanamu ini dapat terlaksana dengan baik. Ya, kita memastikan bandara akan mulai beroperasi pada Maret 2013 secara bertahap," kata Chief of Project Implementation Unit (PIU) PT AP II Pembangunan Bandara Baru Kualanamu Deliserdang, Wisnu Budi Setianto SH, kepada MedanBisnis, Senin (15/10), di ruang kerjanya.

Dia mengatakan minimum equipment operation ini menjadi acuan sebuah bandara meskipun fisik bangunan tidak bisa dipastikan akan selesai pada Maret 2013. "Fisiknya memang secara bertahap akan selesai. Tapi kita bersama-sama berupaya untuk memaksimalkan seluruhnya termasuk sarana pendukung," ujarnya.

Sarana pendukung lain seperti jaringan telepon dari Telkom, jaringan listrik dari PLN dan air juga sedang diselesaikan. Wisnu menuturkan, untuk jaringan telepon sudah terpasang, jaringan listrik akan selesai pada November 2012 dan perangkat air bersih juga sudah selesai dikerjakan.
Pengamatan MedanBisnis, pembangunan sejumlah sarana utama terus dikebut. Data yang dihimpun dari PIU PT AP II menunjukkan proses pembangunan untuk sektor publik sudah mencapai 95,43%, sektor privat mencapai 76,89% dan secara keseluruhan pembangunan sudah mencapai 87,29%.

Tampak gateway, jalan poros depan, terminal kargo, parallel taxiway dan PK-PPK, bangunan security, bangunan pemerintahan, area parkir, menara pengawas, apron, garbarata, main power station, jalan poros belakang, radar dan fuel station sudah selesai 100%. Sedangkan pembangunan DVOR/DME sudah mencapai 95%,  terminal penumpang 85,75% dan runway 65,71%.

Sejumlah pekerja juga terlihat masih mengerjakan lantai dan plafon atap bangunan di terminal penumpang (drop off). Fasilitas lain di dalam terminal tersebut seperti lift, tangga, saluran ventilasi udara, lampu, eskalator hingga pemadam emergency sudah selesai dikerjakan.

Wisnu mengatakan, lahan Bandara Kualanamu dibanding Polonia mencapai 10:1. Untuk itu, pihaknya meminta pembangunannya sebagai rancangan pembuka perekonomian Kabupaten Deliserdang maupun Propinsi Sumut. "Tidak bisa pembangunan ini dilakukan sendiri saja. Harus ada dukungan juga dari pemerintah kabupaten, seperti akses jalan masuk menuju Kualanamu dari Kota Lubukpakam. Pembangunan ini nantinya membawa dampak ekonomi yang besar bagi daerah, " jelasnya.

Dia menegaskan, tidak hanya pemerintah, masyarakat setempat juga diharapkan dukungannya pada pembangunan proyek ini. Sebab, dampak besar dari pembangunan ini adalah peningkatan perekonomian yang besar baik dari sisi pendapatan warga setempat maupun nilai jual tanah di sekitar bandara yang meningkat pesat. “Pertama kali yang menikmati dampak pembangunan ini adalah warga setempat,” tegas pria yang puluhan tahun bertugas di PT AP II Cabang Medan dan menjadi PIU Proyek Bandara Soekarno-Hatta Jakarta ini.

Nama Diputuskan November
Wisnu mengemukakan pula, PT AP II Pusat telah meminta Pemerintah Propinsi (Pemprop) Sumut dan DPRD Sumut untuk secepatnya memutuskan nama Bandara Kualanamu, Deliserdang pada November tahun ini. Penentuan nama bandara ini dibutuhkan secepatnya untuk dilaporkan ke ICAO (Pengawas Bandara Internasional)."Kita juga perlu melakukan perkenalan ke publik nama Bandara Kualanamu ini,” katanya.

Dia menjelaskan,  hal itu perlu dilakukan mengingat ICAO sebagai lembaga pengawas bandara internasional juga membutuhkan waktu memproses nama Bandara Kualanamu yang merupakan bandara baru di Indonesia pengganti Bandara Polonia Medan. "Nama bandara bukan pemerintah pusat atau PT AP II yang menentukan melainkan pemerintah daerah yaitu Pemprop Sumut bersama DPRD Sumut melalui sebuah paripurna. Kita berharap, November ini sudah ada nama baru untuk Kualanamu," ujarnya.

Menurut Wisnu, untuk menentukan nama baru sebuah bandara tidak sulit.  Indikatornya ada dua yakni daerah wilayah bandara dan nama pahlawan atau tokoh daerah yang paling dikenal. Katanya, usulan ada saat ini yakni Bandara Sultan Sulaiman pun layak. “Tapi ya kalau boleh usul, nama bandara itu tidak terlalu panjang supaya pilot  tidak kesulitan menyebutkannya dalam melaporkan keberangkatan pesawat bandara. Apalagi, kalau pilotnya berasal dari luar negeri atau orang bule," tegasnya.

No comments:

Post a Comment