Flag Counter

Tuesday, September 4, 2012

Ilham Habibie: Beda, Regio Prop dengan N-250

Ilham Akbar Habibie sedang membangun pesawat baru bernama Regio Prop.



VIVAnews - Putra sulung BJ Habibie, Ilham Akbar Habibie berencana meneruskan proyek ayahnya, N-250 dengan membangun pesawat baru bernama Regio Prop.
Namun, apa perbedaan Regio Prop dengan N-250, pendahulunya itu?
Presiden Direktur PT Ilthabie Rekatama itu menjelaskan, Regio Prop dengan N-250 nantinya akan berbeda 100 persen, karena N-250 dirancang pada era 1990 sedangkan Regio Prop pada 2012.
Tentunya, menurutnya, teknologi yang diaplikasikan pada Regio Prop akan lebih mutakhir dibandingkan yang digunakan N-250.
"Banyak hal yang harus kita desain ulang dan sesuaikan, karena banyak teknologi di N-250 yang kita mau beli suku cadangnya sudah tidak ada. Sebab, beberapa vendor N-250 itu sudah bangkrut," kata Ilham Habibie saat berbincang dengan VIVAnews di kantornya.
Sedangkan untuk perangkat elektronik dan avionik turbo prop, dia menambahkan, akan menggunakan generasi terbaru.
Ia mencontohkan, layar monitor di kokpit N-250 belum menggunakan layar datar seperti yang akan dipasang dalam kokpit Regio Prop. Hal tersebut, akan menyebabkan perubahan desain kokpit Regio Prop dengan N-250.
Selain itu, N-250 dirancang untuk dapat mengangkut 50-70 penumpang sedangkan Regio Prop didesain berkapasitas 70-90 penumpang. Ilham menjelaskan, perbedaan kapasitas penumpang ini akan berpengaruh terhadap perbedaan mesin Regio Prop dengan N-250.
"Akan berdampak pada mesin dan layout sayap pesawat serta landing gear. Strukturnya mungkin tidak sama dengan dengan N-250, karena beratnya berbeda, sudah pasti ukurannya berbeda," katanya.
Namun, Ilham mengaku bahwa yang pasti semangat N-250 akan tetap ada dalam pesawat Regio Prop. Sebab, orang-orang yang berada di balik rancangan N-250 hadir di PT Ragio Aviasi Industri (RAI) yang sahamnya 51 persen dikuasai Ilthabie Rekatama dan 49 persen sisanya dimiliki PT Eagle Cap, perusahaan milik Erry Firmansyah, mantan Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia.
"Ini memang mengacu pada semangat, pengalaman, dan program tapi bukan meneruskan program N-250. Orang-orang yang terlibat dalam pembangunan N-250 kita ajak lagi, karena sebagian besar sudah tidak di PTDI. Mereka sudah keluar dan sekarang balik lagi, sehingga pengalaman dan sebagainya akan dimanfaatkan," tuturnya.





No comments:

Post a Comment