Flag Counter

Saturday, December 3, 2011

Airbus: Obama Tekan Lion Air untuk Beli Boeing

Washington - Pabrik pesawat asal Eropa, Airbus, menuduh Gedung Putih memanaskan persaingan terbuka dengan membantu Boeing Co, produsen pesawat Amerika Serikat, dalam memenangi kontrak pembelian pesawat bersejarah kepada Indonesia senilai hampir US$ 22 miliar atau Rp 195 triliun.

Direktur Operasional Airbus John Leahy mengatakan lobi terhadap kesepakatan atas nama Presiden Barack Obama itu menunjukkan adanya standar ganda pada persaingan pasar bebas di tengah perdebatan yang sedang terjadi antara Washington dan Eropa mengenai subsidi pesawat.

Leahy mengatakan penjualan itu tak terjadi tanpa keterlibatan Obama secara pribadi. "Hanya ada satu negara adi daya di dunia. Kami tahu ini tidak mungkin Prancis; kemungkinan diwakili oleh Presiden Obama," kata John Leahy di Washington, Kamis waktu setempat atau Jumat, 2 Desember 2011.

"Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana mengatakan kepada saya, dia tidak punya pilihan. Saya tak yakin dengan makna ‘tak punya pilihan’ itu,” ujar John Leahy. “Tampaknya ada sebuah interferensi politik yang menakutkan di sana. Saya kira Gedung Putih bangga akan hal tersebut.”

Kepada wartawan dalam konferensi lewat telepon, Leahy mengaku bahwa Rusdi Kirana dua kali datang ke kantor utama Airbus di Toulouse, Prancis, untuk mendiskusikan pembelian pesawat A320neo berbadan ramping. Leahy mengatakan Airbus akan memenangikesepakatan dengan Lion Air jika tidak ada intervensi politik.

Sumber yang terlibat langsung dalam perundingan itu membeberkan, pembicaraan antara Airbus dan Lion Air berkembang hingga mencapai kesepakatan sementara, yang dikenal sebagai nota kesepahaman. Meski tidak mengikat, biasanya nota kesepahaman ini merupakan sinyal terakhir sebelum terjadi pembelian.

Lion Air menolak berkomentar, tapi membantah tunduk pada tekanan. "Saya tidak ingin mengomentari masalah itu, tapi yang bisa saya katakan adalah kami melakukan pembelian murni secara komersial dan kami memiliki kebebasan dalam melakukannya," kata juru bicara Edward Sirait.

Pada 18 November lalu, Obama memuji penjualan 230 pesawat Boeing 737 MAX kepada Lion Air senilai US$ 21,7 miliar itu sebagai kesepakatan komersial terbesar dalam sejarah Boeing. Kesepakatan ini jauh lebih besar ketimbang pembelian yang dilakukan oleh Emirates Airlines sebanyak 50 unit Boeing 777-300 Extended Range.

Saat menghadiri penandatanganan pembelian Lion Air pada pertengahan November, Obama menyebut kesepakatan tersebut sebagai sebuah "win-win" bagi para pekerja Amerika dan konsumen di Asia. Ia mengatakan pemerintahnya dan Ex-Im Bank memainkan peran penting dalam memfasilitasi penjualan itu.

No comments:

Post a Comment