Flag Counter

Monday, February 18, 2013

EKSPANSI CITILINK PANASKAN PERSAINGAN ANTARA GARUDA INDONESIA DAN LION AIR

Citilink Boeing 737-300

Rencana Garuda Indonesia mempercepat ekspansi bisnis anak perusahaannya, Citilink, akan semakin memperketat persaingan antara Garuda Indonesia Group dan Lion Air Group. Saat ini Citilink berencana mengoperasikan 80 pesawat hingga akhir 2015, termasuk 30 pesawat baling-baling berkapasitas 70 kursi. Hal ini akan menjadikan Citilink sebagai maskapai domestik terbesar kedua di Indonesia setelah Lion Air.

Pada tahun 2011 Citilink hanya mengangkut 1,6 juta penumpang dibandingkan dengan 25 juta penumpang yang diangkut oleh Lion Air dan 12 juta penumpang yang diangkut oleh induknya, Garuda Indonesia. Tetapi Garuda berkomitmen untuk menutup kesenjangan dengan Lion Air yang sudah menjadi maskapai domestik terbesar sejak 2009 dengan cara fokus pada pengembangan market rute-rute domestik baik untuk market premium maupun market kelas bawah.

Menutup celah market kelas bawah dengan Lion Air Group bukanlah perkara mudah karena Lion Air bersama dengan anak perusahaannya, Wings Air, memiliki rencana ekspansi yang ambisius. Sedangkan ekspansi Citilink berasal dari basis yang jauh lebih kecil sebagai maskapai yang hanya akan mengoperasikan 18 pesawat pada akhir tahun 2012.

Pada bulan Februari 2012, Citilink berencana meningkatkan jumlah armadanya menjadi 50 Airbus A320 hingga akhir tahun 2015. Maskapai ini akan mengakhiri tahun 2012 dengan mengoperasikan 13 Airbus A320, termasuk empat pesawat yang akan dikirimkan pada kuartal keempat, dan berencana menambah 37 A320 antara tahun 2013 hingga 2015, termasuk 15 A320 yang dipesan langsung dari Airbus. Citilink saat ini juga mengoperasikan tujuh Boeing 737-300/400. Tetapi dua dari tujuh pesawat Boeing 737 klasik ini akan dipensiunkan pada akhir tahun 2012 dan lima pesawat sisanya akan dipensiunkan pada tahun 2013.

Selain itu, pada kuartal ketiga tahun 2013 Citilink akan mulai memperkenalkan layanan dengan pesawat baling-baling berkapasitas 70 kursi. Citilink akan melakukan pemesanan 50 pesawat baling-baling pada akhir tahun 2012 dan akan menerima 10 pesawat awal pada semester dua tahun 2013. Garuda Indonesia Group saat ini sedang mengevaluasi antara ATR 72 atau Bombardier Dash 8-Q400 untuk dioperasikan Citilink.

Pengiriman 10 pesawat baling-baling per tahun selama lima tahun akan membuat armada baling-baling Citilink mencapai 30 pesawat pada tahun 2015 dan 50 pesawat pada 2017. Citilink juga sudah berkomitmen untuk membeli setidaknya 10 Airbus A320neo dengan pengiriman mulai tahun 2017.

Citilink Akan Berkompetisi dengan Lion dan Wings Air pada Rute Domestik

Citilink saat ini digunakan oleh Garuda untuk berkompetisi dengan Lion Air pada rute-rute domestik utama. Pertarungan ini akan semakin intensif dan mencakup lebih banyak rute lagi saat Citilink melakukan penambahan pesawat jet serta memperkenalkan layanan dengan pesawat baling-baling.

Lion saat ini memiliki network yang jauh lebih besar dibandingkan dengan Citiink dan umumnya memiliki frekuensi penerbangan yang lebih tinggi pada rute dimana dua maskapai ini berkompetisi. Ekspansi yang cepat dari armada A320 akan memungkinkan Citilink untuk mulai besaing dengan Lion Air pada banyak rute domestik di Indonesia yang saat ini sudah dilayani Garuda dengan produk full service.

Wings Air ATR 72-500

Sementara itu, pesawat baling-baling baru akan memunginkan Citilink untuk mulai mengambil alih market yang selama ini dilayani oleh Wings Air, dimana pada market ini sebelumnya tidak dilayani sama sekali oleh Garuda Group. Wings Air telah mengoperasikan sekitar 20 pesawat baling-baling ATR 72-500 dan berkomitmen untuk menambah jumlah armadanya menjadi 60 ATR 72 hingga akhir 2015. Hal ini akan menjadikan Wings Air sebagai operator pesawat ATR terbesar di dunia.

Menempatkan pesawat feeder pada anak perusahaan berkonsep Low Cost Carrier dalam hal ini Citilink merupakan strategi yang agak tidak biasa. Umumnya pesawat feeder ditempatkan pada brand utama (Garuda Indonesia). Namun hal ini tidak terjadi pada Garuda Indonesia karena market Indonesia yang unik.

Lion Air Boeing 737-900ER

Garuda yakin rute-rute yang akan diambil oleh pesawat baling-baling tidak akan memiliki permintaan jumlah penumpang premium yang cukup untuk dioperasikan menggunakan brand Garuda dengan konfigurasi dua kelas. Malah pengoperasian pesawat baling-baling dengan brand Garuda akan meningkatkan biaya operasional. Garuda ingin bersaing head-to-head dengan Wings dan Lion pada market ini sehingga pesawat baling-baling akan lebih efektif jika dioperasikan oleh Citilink. 

Citilink Berencanan Lakukan Codeshare dengan Garuda

Citilink berencana melakukan kerjasama codeshare dengan Garuda, yang memungkinkan jaringan domestik Garuda diperluas secara signifikan. Untuk saat ini codeshare antara kedua maskapai masih belum diperlukan karena Citilink beroperasi berdampingan dengan Garuda dan digunakan untuk fokus pada segmen yang berbeda. Dengan diperkenalkannya pesawat baling-baling pada armada Citilink, hubungan antara Garuda dan Citilink akan berubah secara signifikan karena Citilink akan digunakan sebagai feeder untuk rute domestik dan internasional Garuda.

Garuda telah mendirikan Citilink lebih dari 10 tahun yang lalu, tetapi Citilink baru mengalami pertumbuhan yang cepat selama dua tahun terakhir setelah pelaksanaan strategi baru pada Garuda Indonesia Group. Sebagai bagian dari penguatan strategi dengan dua brand, Citilink secara resmi dipisahkan dari Garuda pada bulan Juli 2012. Ini merupakan sebuah transisi dari yang semula Citilink sebagai unit bisnis strategis menjadi sebuah anak perusahaan Garuda. Pada akhirnya Garuda juga berniat melakukan penawaran saham perdana (IPO) di Citilink.

Garuda Indonesia Boeing 737-800

IPO Citilink yang dijadwalkan terjadi pada tahun 2015, dapat membantu meningkatkan modal untuk mendanai penambahan pesawat yang akan datang. Sampai saat ini, semua pesawat baru Citilink diperoleh dengan menggunakan nama Garuda, termasuk 25 A320/A320neo yang dipesan pada Juni 2011. Namun Garuda Group sedang mempertimbangkan menggunakan nama Citilink sendiri untuk pembelian pesawat baling-baling nanti.

Citilink Targetkan 19 Juta Penumpang Pada Tahun 2015

Citilink memperkirakan pengoperasian pesawat baling-baling akan bisa mengangkut sebanyak 2,6 juta penumpang pada tahun 2015. Berdasarkan rencana bisnis, perusahaan akan mendapatkan total 19 juta penumpang per tahun pada tahun 2015, termasuk 16,4 juta penumpang yang berasal dari armadanarrowbody Airbus A320. Jumlah penumpang ini sebagian besar berasal dari penerbangan domestik karena Citilink baru akan melayani penerbangan internasional pada tahun 2014.

Citilink memperkirakan akan mengangkut empat juta penumpang pada tahun 2012 dan 10 juta penumpang pada tahun 2013. Pada sembilan bulan pertama tahun ini Citilink telah berhasil mengangkut 1,9 juta penumpang atau naik 67% dibanding periode yang sama tahun 2011. Saat ini Citilink menyumbang 13% dari jumlah total penumpang Garuda Indonesia Group.

Selama kuartal keempat 2012, Citilink akan melakukan ekspansi besar-besaran dengan meluncurkan 15 rute baru dan menambah frekuensi dari beberapa rute yang sudah ada. Hal ini bisa terjadi karena perusahaan akan kedatangan beberapa Airbus A320 baru yang sudah dipesan.

Citilink Airbus A320

Citilink saat ini mengoperasikan 82 frekuensi penerbangan dalam satu hari dengan 10 kota tujuan domestik. Surabaya yang menjadi kota terbesar kedua di Indonesia merupakan base terbesar bagi Citilink. Surabaya saat ini menyumbang sekitar 60% dari total kapasitas Citilink. 

Selain Surabaya, Citilink juga mempunyai base di Jakarta dan baru saja membuka base baru di Batam dengan meluncurkan beberapa rute. Pada Oktober 2012, perusahaan membuka dua rute baru yaitu Batam-Padang dan Batam-Surabaya. Sebelumnya, kota yang terletak dekat dengan Singapore ini hanya dilayani dari Jakarta dan Medan saja. 

Selain itu, Citilink juga berencana membuka beberapa base baru sebagai bagian dari ekspansi armada baru. Lombok, Makassar, dan Balikpapan merupakan kota-kota bidikan Citilink yang akan dijadikan sebagai base. Beberapa base baru akan digunakan untuk memperluas network Citilink di Indonesia bagian barat. Citilink saat ini belum melayani seluruh pulau di Indonesia bagian barat karena ekspansinetwork Citilink lebih banyak difokuskan pada rute-rute di bagian tengah dan timur Indonesia.

No comments:

Post a Comment