Flag Counter

Monday, February 4, 2013

Kembangkan Kuala Namu, AP II Butuh Rp 2 T

ASEAN-NEWS, MEDAN – PT Angkasa Pura II membutuhkan investasi sekitar Rp2 triliun untuk menambah satu terminal untuk pengembangan bandara Kuala Namu tahap II yang rencananya mulai dibangun pada 2015 mendatang.
Presiden Direktur PT Angkasa Pura II Tri S Sunoko mengatakan saat ini pihaknya sedang melakukan studi perencanaan untuk tahap kedua. Dengan adanya perluasan tahap kedua maka jumlah penumpang yang bisa ditampung menjadi 16 juta dari kapasitas yang ada saat ini 8 juta penumpang.
“Rencananya dua tahun lagi akan segera dibangun tahap kedua, menambah satu terminal lagi investasi Rp2 triliun sehingga kapasitas menjadi 16 juta,” ucapnya kepada Asean-News.Com, Jumat (11/1).
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Hary Bhakti S Gumay mengatakan perencanaan tahap kedua harus segera dilakukan karena saat ini saja jumlah penumpang ke Sumatera Utara sudah mencapai 7 juta sedangkan kapasitas bandara Kuala Namu 8 juta.
“Tentu saja jumlah penumpang akan terus bertambah dan segera mencapai 8 juta sehingga tahap II harus dibangun dalam waktu dekat,” tuturnya.
Konstruksi tahap II diperkirakan memakan waktu sekitar 2 tahun sehingga pada 2017 bandara internasional di Kuala Namu, Sumut akan sempurna dan bisa menampung 16 juta penumpang. Bandara ini nantinya akan memiliki pelayanan kelas dunia dan memiliki otoritas transit internasional atau menjadi bandara pengumpul (hub) untuk penerbangan tujuan internasional.
Untuk tahap I pengerjaan bandara ini dibutuhkan investasi sekitar Rp4,8 triliun, dimana Rp1,8 triliun berasal dari AP II, sedangkan APBN mendukung Rp2,93 triliun.
Saat ini pengerjaan fisik bandara Kualanamu sudah mencapai 91%, sebab masih ada beberapa pengerjaan kecil seperti pemasangan plafon, keramik, serta beberapa perubahan yang harus segera diselesaikan, termasuk finishing dan interior
Selain itu bandara juga masih menunggu pasokan listrik dari PLN dan air dari PDAM Tirtanadi dan PDAM Tirta Deli, termasuk kesiapan IT, akses jalan baik arterti maupun kereta api. Infrastruktur pendukung tersebut harus sudah terselesaikan sebelum pengoperasian pada Maret nanti.
Bandara ini memiliki tiga lantai. Lantai dasar digunakan khusus untuk transit, tiketing, dan ATM; lantai dua khusus dipergunakan untuk komersial, termasuk hotel. Sedangkan lantai tiga khusus untuk cek in keberangkatan.
Kepala Safety PT Hutama Karya untuk Bandara Kualanamu Eko Hari J mengatakan saat ini baru ada dua area cek in yang bisa dipergunakan pada Maret nanti, yang masing-masing terdiri dari 20 counter. Rencananya April baru bisa dioperasikan empat area cek ini. Area cek in ini menggunakan sistem bagasi otomatis yang langsung masuk ke dalam pesawat.
Sementara area terminal seluas 118.930 meter persegi ini berada di lantai dua yang pada tahap I ini terdiri dari delapan gate dengan kapasitas penumpang 8 juta pertahun.
Pada 10 Januari lalu, pihak AP II baru saja mengadakan uji coba teknis untuk operasi navigasi, telekomunikasi, dan sinyal. Uji coba ini akan dilakukan secara rutin setiap minggunya hingga awal Februari, guna menguji lebih lanjut kinerja panel sinyal di Bandara Kuala Namu.
Rencananya, setelah dilakukan operasi bayangan secara teknis, AP II juga akan melakukan  penerbangan pesawat kalibrasi untuk menguji landasan pendaratan, termasuk kelengkapan lampu, dan terminal bandara yang direncanakan Februari nanti.
“Sebelum operasi bandara banyak hal yang harus diuji coba sehingga semuanya sesuai track dan tidak ada masalah ketika sudah operasi penuh,” tutur Manajer Elektronik PT Angkasa Pura II Medan Selamat Samiadi.
Bandara yang mulai dibangun pada 2007 ini terletak areal bekas PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa di Kuala Namu, Beringan Desa, Kabupaten Deli Serdang
Bandara ini di bangun di lahan seluas 1356 hektar dengan kapasitas jumlah penumpang sekitar 8 juta penumpang pertahun dan kan diperluas pada tahap ke II untuk menampung 16 juta penumpang, menggantikan Bandara Polonia yang sudah kelebihan kapasitas.
Bandara Kuala Namu didesain modern dengan atap bergelombang yang menggambarkan bentuk kelapa sawit. Selain itu, dirancang untuk memiliki akses kereta api, dan memiliki landasan pacu (runway) sepanjang 4.540 meter dengan lebar 45 meter dengan paralel dua “taxi way” masing-masing berukuran 3.750  30 meter dan 2.000 x 30 meter.

No comments:

Post a Comment