Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menginginkan Bandara Banyuwangi segera diperbesar untuk mendukung kegiatan berskala internasional.

Menko Hatta Rajasa menyampaikan hal tersebut saat berkunjung ke Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat. "Bandara Banyuwangi diharapkan bisa menjadi pendukung APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) di Bali, November 2013," katanya dalam keterangan tertulisnya.

Bandara Banyuwangi rencananya akan dijadikan tempat parkir pesawat-pesawat peserta APEC. Saat ini, Bandara Banyuwangi sudah melayani penerbangan komersial dan cukup diminati. Bandara Banyuwangi jadi pilihan, karena jaraknya paling dekat dengan Bali.

Menko juga menyampaikan, Banyuwangi akan dikembangkan menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK) untuk industri khusus. Dermaga pelabuhan akan diperpanjang, sehingga kapal-kapal besar bisa bersandar.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyatakan rasa senangnya jika Banyuwangi dikembangkan menjadi kawasan ekonomi khusus, sehingga diharapkan bisa menjadi penyangga ekonomi kawasan timur Indonesia. "Pengembangan industri di Banyuwangi akan kami dorong dengan berbasis pada kebijakan pemberdayaan lokal," katanya.

Abdullah menegaskan, lokal yang dimaksud di sini berarti memanfaatkan potensi sumberdaya manusia lokal, sumberdaya kelembagaan lokal, sumberdaya fisik lokal, dan sumberdaya alam lokal, agar lapangan pekerjaan baru terbuka dan daya saing ekonomi lokal juga terangkat.

Sementara itu mengenai pembangunan rel kereta api (KA) jalur ganda Banten - Banyuwangi, Hatta Rajasa mengaskan proyek pembangunan rel ganda kereta api dan tol Jawa harus sudah beroperasi di tahun 2014.

Hatta menyebut program pembangunan double track rel kereta api di Jawa bukan hanya untuk lintasan Banten-Surabaya saja. Tapi pembangunan dua jalur kereta api itu akan menghubungkan Banten hingga Banyuwangi.

"Untuk double track sudah berjalan prosesnya, tahun 2013 diharapkan Banten-Surabaya selesai. Lalu di tahun 2014 Banten-Banyuwangi selesai," ujar Hatta.

Hatta tidak memungkiri masih banyak kendala yang dihadapi untuk mewujudkan proyek ini. Meski demikian ia menilai masalah pembebasan lahan untuk pembangunan double track relatif lebih mudah. "Lokasi di sepanjang rel kereta api sebenarnya semua milik PT Kereta Api dan sudah siap digunakan untuk "double track", tapi memang tetap perlu disiapkan untuk dana pemaslahatan," tambah Hatta.

Hatta menyebut anggaran dana untuk realisasi proyek "double track" sudah tersedia. Nilai anggaran yang disiapkan sekitar Rp 8 triliun. "Saya lupa angka pastinya tapi kira-kira sekitar Rp 8 triliun lah," sebutnya.