Flag Counter

Saturday, December 17, 2011

Penerbangan Garuda Jakarta-Amsterdam Tidak Terganggu

Perwakilan Garuda Indonesia di kota Amsterdam, Belanda, menegaskan, jadwal penerbangan Jakarta-Amsterdam tidak akan mengalami gangguan, pasca pendaratan darurat di Bandara Frankfurt, Jerman.

Keterlambatan sejauh ini hanya terjadi pada penerbangan Amsterdam-Jakarta pada tanggal 16 Desember.

"GA 089 baru berangkat pukul 13:07 waktu Amsterdam, terlambat tiga jam dari jadwal semula," kata Angki Maramis, Station Manager Garuda Indonesia di Belanda. Penumpang di Bandara Schiphol harus menunggu pesawat Airbus A330-200 yang harus "transit" mendadak di Frankfurt.

Jadwal penerbangan Jakarta-Amsterdam, baik Jumat ataupun Sabtu, tidak terpengaruh, karena menggunakan pesawat lain. "Mereka tidak menunggu pesawat yang terlambat berangkat ini," ujar Angki. Garuda Indonesia setiap hari melayani penerbangan Amterdam-Jakarta dan Jakarta-Amsterdam.

Meninggal

Seorang perempuan berusia kurang lebih 60 tahun mengalami sakit keras dan langsung kritis di atas udara Ceko. Awak kabin melakukan upaya penyelamatan sampai pesawat mendarat di kota Frankfurt, Jerman.

"Personil ambulans Bandara Frankfurt langsung masuk ke kabin dan melakukan pompa jantung CPR atas penumpang kritis tersebut," ujar Parlindungan Marpaung, salah seorang penumpang.

Penumpang kemudian dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit kota Frankfurt, Jerman. Garuda Indonesia tidak akan membebani keluarga penumpang itu dengan biaya yang harus dikeluarkan maskapai penerbangan Indonesia.

"Semua proses pendaratan dan pengisian bahan bakar di Frankfurt itu besar ongkosnya. Garuda Indonesa akan menanggung semua biaya tersebut. Itu bagian dari pelayanan kami," ujar Kokoh Ritonga, Kepala Regional Garuda Indonesia Dubai-Amsterdam, kepada Radio Nederland.

Ganti rugi keterlambatan

Garuda Indonesia akan mengikuti peraturan mengenai klaim akibat keterlambatan penerbangan Amsterdam-Jakarta. Negara-negara Uni Eropa memberlakukan peraturan pemberian ganti rugi penundaan jadwal terbang.

"Kami mematuhi peraturan yang ada. Hanya bisa atau tidaknya refund sangat tergantung dari penyebab keterlambatan. Apakah itu kesalahan kami, atau sesuatu di luar kemampuan kami, overmacht. Kami akan dengar dulu laporan peristiwa tersebut," kata Kokoh.

Identitas penumpang yang meninggal dunia hingga sekarang tidak bisa diketahui umum. Ini terkait dengan hukum privasi di Eropa. Parlindungan Marpaung, penulis buku populer Setengah Isi Setengah Kosong, kebetulan menumpang pesawat Garuda GA 088, sempat melihat sang korban.

"Kondisi penumpang tak sadarkan diri, tampaknya ia keturunan campur, ada wajah Ambonnya," tukasnya saat ditanya Radio Nederland.

Garuda GA 088 berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Indonesia Kamis malam WIB, transit di Dubai, dan seyogyanya melanjutkan penerbangan ke Amsterdam. Namun setelah dilaporkan ada penumpang yang kritis, Kapten pesawat langsung mengumumkan akan mendarat di Bandara Frankfurt.

No comments:

Post a Comment