CANBERRA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan EE
Mangindaan meminta lebih banyak maskapai penerbangan Indonesia untuk
terbang menuju kota-kota di Australia. Saat ini baru maskapai Garuda
Indonesia dan Indonesia AirAsia yang terbang ke Australia. Padahal,
potensi penumpang yang diangkut diyakini sangat banyak. Penerbangan
baru diharapkan meningkatkan perekonomian dua negara.
Tahun 2012 tercatat 12.000 penumpang pesawat setiap minggu diterbangkan dari Indonesia menuju Australia. Sebaliknya, setiap minggu, sebanyak 17.000 penumpang diterbangkan dari Australia menuju Indonesia. Tahun 2010, kuota penerbangan baru 10.000 penumpang per minggu, tetapi tahun 2012 mencapai 25.000 penumpang per minggu.
”Dengan ditandatanganinya Perjanjian Pelayanan Angkutan Udara (Air Service Agreement/ ASA), maka harus segera ditindaklanjuti oleh maskapai penerbangan Indonesia supaya terasa manfaatnya,” kata Mangindaan seperti dilaporkan wartawan Kompas, Haryo Damardono, dari Canberra, Australia, Kamis (7/2/2013). Kedua negara pernah menandatangani ASA pada 7 Maret 1969.
Perjanjian ASA ditandatangani Kamis kemarin oleh Menteri Perhubungan Mangindaan dan Menteri Infrastruktur dan Transportasi Australia Antony Albanese di Gedung Parlemen Australia di Canberra.
Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana langsung menyatakan akan membuka penerbangan rute Kupang-Darwin dan Denpasar-Perth tahun ini. ”Kalau dimungkinkan, kami juga akan terbang di rute Denpasar-Adelaide mulai tahun ini. Penerbangan ke Australia akan dilakukan Batik Air yang mulai terbang April 2013,” ujar Rusdi, yang ditemui di Canberra.
Tahun 2012 tercatat 12.000 penumpang pesawat setiap minggu diterbangkan dari Indonesia menuju Australia. Sebaliknya, setiap minggu, sebanyak 17.000 penumpang diterbangkan dari Australia menuju Indonesia. Tahun 2010, kuota penerbangan baru 10.000 penumpang per minggu, tetapi tahun 2012 mencapai 25.000 penumpang per minggu.
”Dengan ditandatanganinya Perjanjian Pelayanan Angkutan Udara (Air Service Agreement/ ASA), maka harus segera ditindaklanjuti oleh maskapai penerbangan Indonesia supaya terasa manfaatnya,” kata Mangindaan seperti dilaporkan wartawan Kompas, Haryo Damardono, dari Canberra, Australia, Kamis (7/2/2013). Kedua negara pernah menandatangani ASA pada 7 Maret 1969.
Perjanjian ASA ditandatangani Kamis kemarin oleh Menteri Perhubungan Mangindaan dan Menteri Infrastruktur dan Transportasi Australia Antony Albanese di Gedung Parlemen Australia di Canberra.
Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana langsung menyatakan akan membuka penerbangan rute Kupang-Darwin dan Denpasar-Perth tahun ini. ”Kalau dimungkinkan, kami juga akan terbang di rute Denpasar-Adelaide mulai tahun ini. Penerbangan ke Australia akan dilakukan Batik Air yang mulai terbang April 2013,” ujar Rusdi, yang ditemui di Canberra.
No comments:
Post a Comment