Alabama - Produsen pesawat terbang asal Prancis yakni
Airbus mulai membangun pabrik pesawat barunya di Mobile, Alabama pada
Senin kemarin. Pembangunan pabrik ini untuk memberpesar pangsa pasar
Airbus di AS.
"Pabrik ini mewakili bentuk transformasi Airbus untuk menjadi perusahaan global," ujar Presiden Direktur Airbus Fabrice Bregier saat peresmian konstruksi pabrik tersebut seperti dikutip dari AFP, Selasa (9/4/2013).
"Kami akan memproduksi pesawat di Asia, Amerika, dan di Eropa," tambah Fabrice.
Airbus merupakan saingan terbesar Boeing yang merupakan produsen pesawat asal AS. Untuk pabriknya di Alabama, Airbus berencana untuk merakit pesawat tipa A319, A320, dan A321, dan pabrik di AS ini akan mulai mengantarkan pesawat ke pelanggannya pada 2016.
Tahun lalu, Airbus menargetkan akan memproduksi 40-50 pesawat per tahun pada 2018. Airbus merupakan anak usaha dari European Aeronautic Defence and Space Company (EADS).
Di 2011, Airbus mendapat kontrak pemesanan pesawat senilai US$ 35 miliar dari Pentagon untuk menyediakan pesawat pengisi bahan bakar di udara.
Sebelumnya diberitakan, pabrik di Alabama tersebut bernilai US$ 700 juta atau sekitar Rp 5,4 triliun.
detik.com
"Pabrik ini mewakili bentuk transformasi Airbus untuk menjadi perusahaan global," ujar Presiden Direktur Airbus Fabrice Bregier saat peresmian konstruksi pabrik tersebut seperti dikutip dari AFP, Selasa (9/4/2013).
"Kami akan memproduksi pesawat di Asia, Amerika, dan di Eropa," tambah Fabrice.
Airbus merupakan saingan terbesar Boeing yang merupakan produsen pesawat asal AS. Untuk pabriknya di Alabama, Airbus berencana untuk merakit pesawat tipa A319, A320, dan A321, dan pabrik di AS ini akan mulai mengantarkan pesawat ke pelanggannya pada 2016.
Tahun lalu, Airbus menargetkan akan memproduksi 40-50 pesawat per tahun pada 2018. Airbus merupakan anak usaha dari European Aeronautic Defence and Space Company (EADS).
Di 2011, Airbus mendapat kontrak pemesanan pesawat senilai US$ 35 miliar dari Pentagon untuk menyediakan pesawat pengisi bahan bakar di udara.
Sebelumnya diberitakan, pabrik di Alabama tersebut bernilai US$ 700 juta atau sekitar Rp 5,4 triliun.
detik.com
No comments:
Post a Comment