PARIS, KOMPAS.com — Pemilik maskapai penerbangan
Lion Air tak sekadar melakukan jual beli pesawat dengan Airbus,
produsen pesawat asal Eropa. Rusdi Kirana, selaku pemilik Lion Air,
mengaku memiliki target lain selain menambah ratusan unit pesawat
kepada Airbus.
Rencana lain dari Rusdi dengan Airbus adalah membangun bengkel pesawat untuk melayani jasa perbaikan dan perawatan pesawat yang lokasinya ada di Kota Batam.
"Kenapa Batam? karena bea masuk bebas sehingga keluar lagi juga bebas," kata Rusdi menceritakan rencana bisnisnya seusai menandatangani pemesanan ratusan pesawat Airbus di Paris, Perancis, Rabu (20/3/2013).
Selain melayani perbaikan dan perawatan, bengkel akan menjadi engine shop serta landing gear. Untuk membangun bengkel itu, Rusdi mengaku telah mengalokasikan lahan seluas 16 hektar yang dikerjasamakan dengan BP Batam.
Walaupun pembuatan bengkel tidak termasuk dalam kesepakatan pembelian ratusan pesawat dengan Airbus, Rusdi mengaku Airbus sudah bersedia membantu Lion Air mendirikan bengkel tersebut. "Ini bengkelnya, mereka (Airbus) juga yang bangun, dan sertifikasinya juga dari Airbus," kata Rusdi.
Menurut Rusdi, sebagai pembeli pesawat terbanyak, pihaknya memiliki power untuk melakukan lobi kepada Airbus. "Kami punya power melobi, istilahnya, bukannya memaksa. Saya melihat sambutan Airbus sangat baik," tegas Rusdi.
Rusdi mengatakan, pihak Airbus sudah berkomitmen membantunya. "Ini artinya, bengkel nanti bisa memperbaiki pesawat Boeing maupun Airbus. Jadi, yang mereka bantu bukan memasok pesawatnya saja, tetapi juga bengkelnya bersertifikasi Eropa," terang Rusdi.
Bengkel di Batam nantinya akan merawat pesawat-pesawat milik Lion Air yang ada di Indonesia dan juga yang ada di luar negeri. "Dengan bengkel sertifikasi, kami juga bisa menarik pesawat luar negeri. Ini untuk menarik devisa negara juga pada akhirnya," jelasnya. (Djumyati Partawidjaja/Kontan)
Rencana lain dari Rusdi dengan Airbus adalah membangun bengkel pesawat untuk melayani jasa perbaikan dan perawatan pesawat yang lokasinya ada di Kota Batam.
"Kenapa Batam? karena bea masuk bebas sehingga keluar lagi juga bebas," kata Rusdi menceritakan rencana bisnisnya seusai menandatangani pemesanan ratusan pesawat Airbus di Paris, Perancis, Rabu (20/3/2013).
Selain melayani perbaikan dan perawatan, bengkel akan menjadi engine shop serta landing gear. Untuk membangun bengkel itu, Rusdi mengaku telah mengalokasikan lahan seluas 16 hektar yang dikerjasamakan dengan BP Batam.
Walaupun pembuatan bengkel tidak termasuk dalam kesepakatan pembelian ratusan pesawat dengan Airbus, Rusdi mengaku Airbus sudah bersedia membantu Lion Air mendirikan bengkel tersebut. "Ini bengkelnya, mereka (Airbus) juga yang bangun, dan sertifikasinya juga dari Airbus," kata Rusdi.
Menurut Rusdi, sebagai pembeli pesawat terbanyak, pihaknya memiliki power untuk melakukan lobi kepada Airbus. "Kami punya power melobi, istilahnya, bukannya memaksa. Saya melihat sambutan Airbus sangat baik," tegas Rusdi.
Rusdi mengatakan, pihak Airbus sudah berkomitmen membantunya. "Ini artinya, bengkel nanti bisa memperbaiki pesawat Boeing maupun Airbus. Jadi, yang mereka bantu bukan memasok pesawatnya saja, tetapi juga bengkelnya bersertifikasi Eropa," terang Rusdi.
Bengkel di Batam nantinya akan merawat pesawat-pesawat milik Lion Air yang ada di Indonesia dan juga yang ada di luar negeri. "Dengan bengkel sertifikasi, kami juga bisa menarik pesawat luar negeri. Ini untuk menarik devisa negara juga pada akhirnya," jelasnya. (Djumyati Partawidjaja/Kontan)
No comments:
Post a Comment