(2/4/2013) Sebuah persaingan baru antara dua pabrikan pesawat terbesar
di dunia sedang memanas di Indonesia setelah Airbus mendapatkan kontrak
dalam jumlah yang sangat besar dari negara yang selama ini menjadi
benteng pertahanan Boeing.
Di masa lalu, perusahaan Eropa (Airbus) secara konsisten kalah dalam persaingan melawan perusahaan Amerika Serikat (Boeing) dalam mendapatkan kontrak dari Asia Tenggara. Namun, Lion Air yang baru saja menganggarkan dana sebesar US$ 24 miliar untuk membeli 234 pesawat A320 dari Airbus membuat pangsa pasar berubah.
Indonesia telah lama menjadi benteng pertahanan Boeing, dimana sebagian besar maskapai di Indonesia mengoperasikan pesawat buatan Boeing. Sementara bagi Airbus, ini menjadi kesepakatan besar untuk bisa melakukan penetrasi yang lebih dalam ke pasar Indonesia.
Pemesanan 234 pesawat A320 oleh Lion Air yang diumumkan di Paris beberapa waktu yang lalu telah mengalahkan rekor pemesanan sebelumnya yang juga dilakukan oleh Lion Air, dengan memesan 230 pesawat Boeing 737 senilai US$ 22 miliar pada tahun 2011.
Perwakilan Airbus di Asia mengatakan bahwa faktanya Lion Air merupakan satu dari sedikit maskapai di kawasan yang tidak pernah memesan pesawat dari Airbus. Tapi Airbus tidak pernah menyerah. Pesanan dari Lion Air secara signifikan meningkatkan keberadaan Airbus di pasar Indonesia yang sangat penting.
Sementara itu, juru bicara Boeing Ken Morton mengatakan, Lion Air mempunyai rencana pertumbuhan yang sangat ambisius dan tidak ada pabrikan pesawat manapun yang bisa memenuhi keinginannya.
Saat di dunia Barat kondisi ekonomi sedang melemah yang berimbas pada industri penerbangan, negara-negara di Asia sedang mengalami ledakan permintaan dengan munculnya kalangan tingkat menengah yang tertarik melakukan perjalanan dengan pesawat.
Di Indonesia, saat ini pesawat lorong tunggal Airbus A320 dioperasikan oleh maskapai-maskapai seperti Citilink, Indonesia AirAsia, dan Mandala dalam jumlah yang belum terlalu banyak. Namun tiga maskapai tersebut telah memiliki pesanan A320 yang cukup besar.
Sementara itu, pesaing Airbus A320 yaitu Boeing 737 masih cukup mendominasi dengan dioperasikan oleh berbagai operator seperti Lion Air, Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, dan beberapa maskapai lainnya.
Pemesanan Airbus A320 oleh Lion Air dalam jumlah besar tentu saja cukup mendesak eksistensi Boeing di Indonesia yang sebelumnya sangat dominan.
http://www.indo-aviation.com/2013/04/indonesia-jadi-arena-perang-airbus-dan.html
Di masa lalu, perusahaan Eropa (Airbus) secara konsisten kalah dalam persaingan melawan perusahaan Amerika Serikat (Boeing) dalam mendapatkan kontrak dari Asia Tenggara. Namun, Lion Air yang baru saja menganggarkan dana sebesar US$ 24 miliar untuk membeli 234 pesawat A320 dari Airbus membuat pangsa pasar berubah.
Indonesia telah lama menjadi benteng pertahanan Boeing, dimana sebagian besar maskapai di Indonesia mengoperasikan pesawat buatan Boeing. Sementara bagi Airbus, ini menjadi kesepakatan besar untuk bisa melakukan penetrasi yang lebih dalam ke pasar Indonesia.
Pemesanan 234 pesawat A320 oleh Lion Air yang diumumkan di Paris beberapa waktu yang lalu telah mengalahkan rekor pemesanan sebelumnya yang juga dilakukan oleh Lion Air, dengan memesan 230 pesawat Boeing 737 senilai US$ 22 miliar pada tahun 2011.
Perwakilan Airbus di Asia mengatakan bahwa faktanya Lion Air merupakan satu dari sedikit maskapai di kawasan yang tidak pernah memesan pesawat dari Airbus. Tapi Airbus tidak pernah menyerah. Pesanan dari Lion Air secara signifikan meningkatkan keberadaan Airbus di pasar Indonesia yang sangat penting.
Sementara itu, juru bicara Boeing Ken Morton mengatakan, Lion Air mempunyai rencana pertumbuhan yang sangat ambisius dan tidak ada pabrikan pesawat manapun yang bisa memenuhi keinginannya.
Saat di dunia Barat kondisi ekonomi sedang melemah yang berimbas pada industri penerbangan, negara-negara di Asia sedang mengalami ledakan permintaan dengan munculnya kalangan tingkat menengah yang tertarik melakukan perjalanan dengan pesawat.
Di Indonesia, saat ini pesawat lorong tunggal Airbus A320 dioperasikan oleh maskapai-maskapai seperti Citilink, Indonesia AirAsia, dan Mandala dalam jumlah yang belum terlalu banyak. Namun tiga maskapai tersebut telah memiliki pesanan A320 yang cukup besar.
Sementara itu, pesaing Airbus A320 yaitu Boeing 737 masih cukup mendominasi dengan dioperasikan oleh berbagai operator seperti Lion Air, Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, dan beberapa maskapai lainnya.
Pemesanan Airbus A320 oleh Lion Air dalam jumlah besar tentu saja cukup mendesak eksistensi Boeing di Indonesia yang sebelumnya sangat dominan.
http://www.indo-aviation.com/2013/04/indonesia-jadi-arena-perang-airbus-dan.html
No comments:
Post a Comment