Khususnya menuju Amsterdam, Belanda, per 1 Maret mendatang.
VIVAnews - PT Garuda Indonesia Tbk berencana mengurangi frekuensi penerbangannya ke Eropa, khususnya ke Amsterdam, Belanda, per 1 Maret mendatang. Namun, menurut Kepala Divisi Humas Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) Tomy Tampatty pengurangan itu bukan karena resesi ekonomi di Eropa, tapi karena sejak dibukanya penerbangan ke Amsterdam, Perseroan mengalami kerugian setiap bulannya sekitar US$3 juta."Jadi, total kerugian sampai saat ini kurang lebih US$36 juta," kata dia dalam pesan singkatnya kepada VIVAnews.com di Jakarta, Rabu 25 Januari 2012.
Tomy menambahkan, hal yang sama juga dialami anak usaha Garuda, Citilink. Sejak dibuka, penerbangan tersebut selalu merugi sekitar Rp10-14 miliar setiap bulannya.
"Untuk itu, kami minta manajemen Garuda menyampaikan informasi yang sebenarnya kepada publik karena perusahaan adalah perusahaan publik," tuturnya.
Seperti diketahui, krisis ekonomi Eropa membuat maskapai penerbangan mengubah strategis bisnis mereka. Garuda Indonesia, sebagai maskapai penerbangan terbesar di Indonesia, memutuskan mengurangi frekuensi penerbangannya ke Eropa (Amsterdam) mulai 1 Maret 2012.
"Dari tujuh kali menjadi empat kali seminggu," ujar Vice President Corporate Communications Garuda Indonesia, Pujobroto dalam keterangan tertulisnya Senin, 23 Januari 2012.
Garuda, kata Pujobroto, menilai perekonomian di Eropa hingga saat ini masih mengalami resesi dan belum menunjukan arah perbaikan. Kondisi ini membuat trafik (transportasi udara) dari dan ke Eropa mengalami penurunan.
source: http://bisnis.vivanews.com/news/read/282643-merugi--garuda-kurangi-penerbangan-ke-eropa
No comments:
Post a Comment