JAKARTA - Dalam perjalanan usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), jatuh bangun telah dialami satu-satunya maskapai penerbangan pelat merah tersebut.
Sejak masuk di GIAA pada waktu 1998, Direktur Utama GIAA Emirsyah Satar menjelaskan, dalam kurun waktu 1995 hingga 2005 hanya beberapa tahun saja yang mengalami keuntungan, sisanya merugi.
"Dalam kurun waktu 1995-2005 perseroan hanya untung tiga tahun saja," ungkapnya kala ditemui dalam acara acara seminar majalah SWA di Hotel JW Marriot, Kuningan, Jakarta, Selasa (29/11/2011).
Dia melanjutkan, hal tersebut diakibatkan oleh struktur perseroan yang tidak oriented sehingga market-nya pun tidak terpusat. "Pada 1997 dulu maskapai penerbangan hanya lima dan market share kita 32 persen,lalu pada 2005 airline bertambah menjadi 15 airline dan market share kita berkurang menjadi 24 persen," paparnya.
Dari sisi keuangan, utang yang menumpuk pun menjadikan debt to equity ratio (DER) perseroan besar. Selain itu, sebanyak 85 persen rute perseroan menderita kerugian karena banyaknya maskapai penerbangan lain yang mematok harga lebih murah sehingga perseroan pun tidak mempunyai pilihan lain untuk menurunkan harga tiket pesawat.
"Pada waktu itu, 85 persen rute kita merugi. Karena kita menurunkan harga tiket pesawat, di karenakan banyak maskapai penerbangan yang mematok harga di bawah kita," paparnya.
Menurutnya, perseroan pernah mengembalikan 20 persen dari pesawat yang dimiliki itu kepada perusahan leasing pesawat. Hal tersebut dikarenakan perseroan tersebut merugi. "Bad immage, low quality, negative cash flow kita miliki saat itu. Namun seiring berjalannya waktu kita bangkit hingga sekarang," tuturnya.
Meski begitu, dia optimistis perusahaan yang dipimpinya dapat lebih baik lagi, sesuai target GIAA untuk menjadi maskapai penerbangan bintang lima didunia pada tahun 2015. "Banyak sekali maskapai penerbangan. Kita harapkan kita bisa bersaing dan ingin menjadi maskapai penerbangan bintang lima pada 2015," tutur dia.
Guna menuju target tersebut, salah satu cara yang akan ditempuh adalah memiliki target pada 2015 nanti perseroan ingin memiliki pesawat sebanyak 154 pesawat dari 87 pesawat yang dimiliki saat ini.
No comments:
Post a Comment