MedanBisnis – Medan. Operasional
bandara baru Kualanamu harus sudah dilakukan pada September 2013
mendatang. Sebab, jalur transportasi menuju bandara tersebut yakni
Kereta Api (KA) telah selesai dan bisa menampung sebagian penumpang dari
Medan ke Kualanamu itu.
"Tidak ada lagi penundaan. Kita mau
September selesai dan bisa diresmikan sesuai jadwal yang telah
ditentukan Presiden SBY," ujar Wakil Menteri Perhubungan, Bambang
Susantono saat meluncurkan buku keempatnya berjudul Diskusi dan Bincang
Buku Transportasi dan Investasi di Toko Buku Gramedia Medan, Senin
kemarin.Dikatakannya, pemerintah daerah (pemda) harus merampungkan persoalan akses jalan nontol menuju Bandara Kualanamu dan hingga dua minggu lalu. Pemda juga sudah melaporkan, masih melakukan pendekatan-pendekatan dengan pemilik tanah untuk pembebasan lahan.
“Kita mau saat peresmian nanti akses jalan juga sudah tertata sebab bandara dan kereta api siap menampung penumpang. Pembahasan lahan harus diselesaikan pemda karena persoalan itu bukan tanggungjawab pemerintah pusat. Ini (penundaan) terakhir jadi pemda harus serius,” katanya.
Dikatakannya, semua pihak harus terbuka dan mau berbagi peran, entah itu pemerintah pusat, pemda hingga badan usaha milik negara (BUMN) seperti PT Angkasa Pura (AP) Persero dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero yang sudah menyelesaikan pembangunan fisik sesuai tugas masing-masing.
Pembangunan airport dan landasan pacu diketahui segera rampung 100%. Begitu juga dengan PT KA yang sudah siap menyelesaikan pembangunan city check in bahkan dua set kereta akan segera tiba dan siap beroperasi.
“Dengan jalur kereta api, diperkirakan hanya sekitar 20% dari tujuh juta penumpang yang akan berangkat melalui Bandara Kualanamu bisa ditampung kereta api. Sisanya tentu menggunakan jalan raya. Kalau jalannya tidak ada, tentu akan timbul permasalahan lain karena bicara penerbangan berarti bicara waktu. Karenanya, pemda harus bisa menyediakan akses jalan yang mempermudah masyarakat menuju bandara kalau ingin daerahnya berkembang. Sebab, pembangunan bandara ini akan berdampak langsung terhadap daerah tersebut,” ujarnya.
Bambang juga mengatakan, pemerintah sengaja menetapkan peresmian usai Lebaran yaitu pada September dengan pertimbangan agar saat pengoperasian tidak kewalahan dengan membludaknya penumpang yang biasa terjadi jelang hari besar keagamaan. Karenanya jika dilakukan usai Lebaran diharapkan seluruh proses bisa lebih mulus. “Pemerintah menginginkan semua beroperasi bersamaan. Tidak ada kalau tidak selesai. Semua harus dioperasionalkan bersama-sama,” ujarnya.
Pemerhati Transportasi dan Kebijakan Publik, Agus Pambagio menilai persoalan kedaerahan menjadi penghambat utama selesainya pembebasan lahan. Otonomi daerah membuat pemimpin daerah merasa paling memiliki daerah tersebut sehingga seringkali mengabaikan saran atau perintah dari gubernur terkait apa saja yang harus dilakukan daerah tersebut. Masalahnya, rasa kepemilikan daerah itu tidak dibarengi dengan political will mengembangkan daerah tersebut.
“Persoalan kedaerahan dimana setiap bupati/wali kota merasa menjadi pemilik daerah sehingga tidak peduli dengan apa yang disampaikan gubernur walaupun untuk kepentingan daerah selama pemimpinnya merasa tidak perlu. Sikap seperti ini menjadi penghambat lambatnya penyelesaian pembebasan lahan kecuali pemda-nya benar-benar serius ingin membangun daerahnya,” katanya.
Masih menurutnya, pemda harus mau menggelontorkan uang untuk ganti rugi lahan sesuai kesepakatan tentunya. Jika dana kurang, bisa diperoleh melalui pinjaman entah itu kepada pihak swasta atau lainnya selama tidak ada manipulasi angka saat mengajukan pinjaman.
“Jika ada manipulasi angka tentu sudah berkaitan dengan persoalan lain. Pemerintah harus mau mengeluarkan uang. Tidak apa-apa rugi secara finansial karena secara ekonomi pasti akan untung sebab semakin tinggi perekonomian satu daerah akan berdampak terhadap pergerakan transportasi. Kalau Bandara Kuala Namu beroperasi, otomatis tingkat ekonomi daerah sekitarnya yaitu Medan, Binjai dan Deliserdang (Mebidang) akan semakin berkembang,” pungkasnya.
No comments:
Post a Comment