Metrotvnews.com, Tangerang: Disiplin adalah kunci untuk
mencapai sesuatu yang maksimal adalah filosofi yang tertanam di benak
Kapten Shadrach M Nababan yang mengakhiri profesinya sebagai pilot
pesawat Garuda Indonesia, Kamis (10/1).
Pasalnya, sejak lelaki kelahiran Tapanuli 10 Januari 1948 lalu itu lulus dari Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) di Curug, Tangerang, Banten pada tahun 1971 lalu, dan bergabung dengan maskapai penerbangan pelat merah Garuda Indonesia, dia telah menorehkan 16.807 jam terbang dengan mulus.
"Kami melakukan penerbangan dengan tanpa adanya sesuatu yang tidak diinginkan hingga pada usia 65 tahun ini, karena kami melakukannya dengan disiplin," kata Shadrach M Nababan, di sela-sela pelepasannnya sebagai Pilot Garuda Indonesia di Auditorium Garuda Mentenance Facility (GMF), Bandara Soekarno Hatta (BSH), Kamis (10/1) sore. Hadir dalam acara itu, Chappy Hakim, mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) dan beberapa pejabat Garuda Indonesia lain.
Karena itu, lanjut Shadrach, ia berharap kepada pilot yang junior maupun senior, agar melaksanakan tugasnya dengan disiplin. Karena dengan kedisiplinan, sesorang akan dapat menjalankan tugasnya. dengan baik dan maksimal.
Terbukti pada massa akhir jabatannya sebagai pilot di pesawat Garuda Indonesia yang dilaksanakan berbarengan dengan hari kelahirannya. Di situ ia mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai pilot yang pertama mencapai batas usia maksimum 65 tahun di penerbangan niaga internasional.
Lebih jauh Shadrach yang melakukan penerbangan terakhir dengan pesawat Airbus 330 rute Melbourne-Jakata mengatakan dalam menjalankan tugas sebagai seorang pilot, ia merasa senang karena selalu dihadapkan dengan hal yang baru.
"Setiap menjalankan tugas, pesawat, tujuan dan orang yang kita temui selalu berbeda, sehingga menyenangkan," kata Shadrach yang mengaku hampir semua jenis pesawat telah ia terbangkan.
Dan dari cintanya terhadap dunia penerbangan, Shadrach. akan tetap menjadi pendidik di sekolah Penerbangan di Duri Kosambi, Jakarta. "Saya akan tetap membangikan ilmu kepada pilot-pilot junior agar nantinya mereka menjadi seorang penerbang yang handal," kata bapak dua orang ini.
Pasalnya, sejak lelaki kelahiran Tapanuli 10 Januari 1948 lalu itu lulus dari Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) di Curug, Tangerang, Banten pada tahun 1971 lalu, dan bergabung dengan maskapai penerbangan pelat merah Garuda Indonesia, dia telah menorehkan 16.807 jam terbang dengan mulus.
"Kami melakukan penerbangan dengan tanpa adanya sesuatu yang tidak diinginkan hingga pada usia 65 tahun ini, karena kami melakukannya dengan disiplin," kata Shadrach M Nababan, di sela-sela pelepasannnya sebagai Pilot Garuda Indonesia di Auditorium Garuda Mentenance Facility (GMF), Bandara Soekarno Hatta (BSH), Kamis (10/1) sore. Hadir dalam acara itu, Chappy Hakim, mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) dan beberapa pejabat Garuda Indonesia lain.
Karena itu, lanjut Shadrach, ia berharap kepada pilot yang junior maupun senior, agar melaksanakan tugasnya dengan disiplin. Karena dengan kedisiplinan, sesorang akan dapat menjalankan tugasnya. dengan baik dan maksimal.
Terbukti pada massa akhir jabatannya sebagai pilot di pesawat Garuda Indonesia yang dilaksanakan berbarengan dengan hari kelahirannya. Di situ ia mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai pilot yang pertama mencapai batas usia maksimum 65 tahun di penerbangan niaga internasional.
Lebih jauh Shadrach yang melakukan penerbangan terakhir dengan pesawat Airbus 330 rute Melbourne-Jakata mengatakan dalam menjalankan tugas sebagai seorang pilot, ia merasa senang karena selalu dihadapkan dengan hal yang baru.
"Setiap menjalankan tugas, pesawat, tujuan dan orang yang kita temui selalu berbeda, sehingga menyenangkan," kata Shadrach yang mengaku hampir semua jenis pesawat telah ia terbangkan.
Dan dari cintanya terhadap dunia penerbangan, Shadrach. akan tetap menjadi pendidik di sekolah Penerbangan di Duri Kosambi, Jakarta. "Saya akan tetap membangikan ilmu kepada pilot-pilot junior agar nantinya mereka menjadi seorang penerbang yang handal," kata bapak dua orang ini.
No comments:
Post a Comment