Pesawat N250 yang dicetuskan BJ Habibie akan dihidupkan kembali.
VIVAnews - Sekitar 50 persen pasar pesawat baling-baling (propeller)
dunia berada di Asia Tenggara. Kondisi itu yang membuat Presiden Ketiga
RI, BJ Habibie, melalui putra sulungnya, Ilham Akbar Habibie, bertekad
membangkitkan kembali proyek pesawat N250 yang sempat mati suri.
Untuk
itu didirikan PT Ragio Aviasi Industri (RAI), yang 51 persen sahamnya
dikuasai oleh PT Ilthabie Rekatama. Sementara itu, 49 persen sisanya
dimiliki oleh PT Eagle Cap, perusahaan milik Erry Firmansyah, mantan
dirut PT Bursa Efek Indonesia. Rencananya, RAI akan membangun kembali
pesawat N250 yang dicetuskan Habibie.
Ilham, dalam perbincangan dengan VIVAnews,
belum lama ini, menjelaskan, setelah Fokker-50 tidak lagi diproduksi
oleh Fokker Aviation di Belanda yang pailit pada 1996, otomatis pesaing
pesawat N250 tersisa dua, yaitu ATR 72 milik perusahaan pesawat
Prancis-Italia ATR, dan Bombardier Dash-8, Kanada.
Lalu,
seberapa tangguh pesaing pesawat N250 yang 100 persen rancangan
putra-putri bangsa Indonesia itu, berikut profil singkatnya:
1. ATR 72
ATR
72 merupakan pengembangan dari pendahulunya, pesawat ATR 42. ATR 72
memiliki kapasitas lebih besar, yaitu dari 48 penumpang menjadi 78
penumpang. Pengembangan yang dilakukan dengan memperpanjang lambung
pesawat, meningkatkan bentang sayap, memperbaharui mesin, serta
meningkatkan kapasitas bahan bakar hingga 10 persen.
ATR merupakan perusahaan pesawat joint venture
antara Aerospatiale (sekarang EADS) dengan Aeritalia (sekarang Alenia
Aermacchi, bagian dari Finmeccanica Group). ATR 72 diluncurkan pada
1986 dan melaksanakan penerbangan perdananya pada 27 Oktober 1988.
Pesawat
ATR 72 memiliki beberapa varian, antara lain ATR 72-100, ATR 72-200,
ATR 72-210, ATR 72-500, ATR 72-600 serta versi kargo dan VIP.
2. Bombardier Dash-8
Bombardier
Q-Series atau Dash-8 merupakan pesawat baling-baling pabrikan
De-Havilland, Kanada, yang saat ini telah bergabung dengan Bombardier.
Seri
pertama Dash-8, yaitu 100,200 dan 300 diproduksi dari 1984 hingga
pertengahan 1990-an. Kelebihan pesawat Dash-8 adalah mampu mendarat di
landasan yang belum siap sekalipun dan menjadikan pesawat Dash-8
terkenal menjadi pesawat yang tangguh.
Kelanjutan varian dari
Dash-8 adalah Q100/200/300 (Q-Series) yang telah memiliki perbaikan
seperti Active Noise and Vibration Suppression (ANVS) yang diklaim
senyaman pesawat jet. (umi)
Kapasitas penumpang pesawat Dash-8
ini bervariasi antara 37-48 penumpang, tergantung varian pesawat. Saat
ini, jumlah populasi Dash-8 mencapai 660 pesawat di seluruh dunia.
No comments:
Post a Comment