Menyebut nama Bandara Radin Inten II mungkin tidak begitu banyak orang yang mengenalnya. Namun ketika menyebut Lampung, tentu saja sudah banyak yang tahu mengenai salah satu provinsi yang terletak di Pulau Sumatera bagian selatan ini.
Bandara Radin Inten II dulunya dikenal dengan nama Branti merupakan satu-satunya bandara di Lampung yang diterbangi oleh operator penerbangan secara reguler. Setidaknya ada lima maskapai penerbangan berjadwal yang terbang dari Radin Inten II setiap harinya. Kelima maskapai tersebut antara lain Sriwijaya Air, Garuda Indonesia, Lion Air, Batavia Air, dan Merpati.
Bangunan bandara yang mempunyai IATA code TKG dan ICAO code WICT ini tergolong kecil dengan bentuk bangunan khas rumah adat Lampung. Ornamen-ornamen yang ada juga dihiasi dengan ukiran-ukiran khas Lampung. Tepat di sebelah terminal terdapat menara kontrol sebagai tempat untuk mengatur lalu lintas penerbangan di bandara. Ruang tunggu keberangkatan memang mungil dengan daya tampung yang sangat terbatas namun cukup rapi. Jika ada dua penerbangan yang berangkat bersamaan, ruang tunggu ini sudah terasa sangat padat. Untuk area kedatangan bahkan lebih parah. Begitu sebuah pesawat mendarat, penumpang akan berjubel di tempat pengambilan bagasi yang begitu sempit.
Meskipun kondisi terminal yang kurang memadai, tapi penerbangan di Bandara Radin Inten II dari waktu ke waktu terus meningkat. Dalam sehari bandara ini sudah melayani kurang lebih 17 penerbangan. Itu belum termasuk penerbangan para siswa sekolah penerbangan yang juga berlatih di sana.
Landasan dengan panjang 2.500 meter dan lebar 30 meter sudah cukup bagi pesawat sekelas Boeing 737-400 dan 737-800 untuk take-off dan landing. Sementara itu apron bandara bisa menampung maksimal lima pesawat dalam waktu yang bersamaan.
Dari segi fasilitas, bandara yang dikelola oleh Dishub ini tergolong sangat minim. Di Bandara Radin Intan II tidak tersedia fasilitas pengisian bahan bakar. Oleh karena itu, maskapai yang terbang ke Lampung harus membawa bahan bakar yang cukup dari kota asal untuk menerbangi rute tersebut saat berangkat dan pulang. Fasilitas lain seperti push-back car juga tidak tersedia di sini.
Saat ini Jakarta masih menjadi kota tujuan utama keberangkatan dari Bandara Radin Inten II. Sriwijaya Air mendominasi penerbangan Lampung-Jakarta dengan melakukan enam penerbangan harian menggunakan pesawat Boeing 737-200 atau 737-300. Kemudian Garuda Indonesia berada di tempat kedua dengan melayani lima penerbangan harian pada rute yang sama. Hanya saja Garuda menggunakan pesawat Boeing 737-800 yang lebih besar dibanding pesawat milik Sriwijaya. Sementara itu, Batavia yang sekarang mempunyai satu penerbangan harian akan segera meningkatkan frekuensinya menjadi dua penerbangan dalam sehari. Lion Air sebagai pemain baru di rute yang sama saat ini telah memiliki dua penerbangan harian menggunakan pesawat Boeing 737-400.
Selain tujuan Jakarta, kota lain yang dilayani dari bandara ini adalah Bandung dan Palembang yang diterbangi oleh Merpati menggunakan pesawat MA60. Batavia Air juga rutin menerbangi rute Lampung-Batam sebanyak tiga kali seminggu.
Beberapa waktu yang lalu sudah dilakukan perjanjian kerja sama antara Gubernur Lampung dengan Dirjen Perhubungan Udara untuk melakukan pengembangan Bandara Radin Inten II. Rencananya konstruksi bangunan akan ditangani oleh pemerintah pusat, sedangkan pemerintah daerah cukup menyediakan lahan seluas 200 hektar.
Sekarang Bandara Radin Inten II memang hanya melayani penerbangan domestik. Namun pengembangan bandara sudah mutlak diperlukan dan sangat mendesak. Penerbangan ke Lampung akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya perekonomian masyarakat. Terlebih untuk perjalanan darat dari Jakarta membutuhkan waktu yang cukup lama.
Selain itu, saat ini Lampung menjadi daya tarik wisatawan asing karena terkenal akan pantai-pantainya yang indah serta menantang untuk surfing. Setelah dilakukan pembangunan, Bandara Radin Inten II diharapakan juga bisa menjadi salah satu bandara embarkasi bagi para jama'ah haji.
No comments:
Post a Comment