AKARTA-Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah mengantungi FDR (Flight Data Recorder dan Cockpit) dan CVR (Cockpit Voice Recorder) pesawat Sriwijaya Air yang salah mendarat di Bandara Tabing Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
“FDR dan CVR sedang diproses di Lab black box KNKT,” ujar Kasubkom KNKT, Masruri, seperti dikutip detikcom, Senin (15/10/2012).
Pihaknya berharap seluruh data penerbangan yang ada terekam dengan baik di memori disk masing-masing. Data-data tersebut, ujar Masruri, menjadi acuan KNKT untuk memastikan siapa yang harus bertanggung jawab dalam insiden tersebut.
“Semoga data penerbangannya tersimpan dengan baik di memori disk,” ujar Masruri.
Pesawat Sriwijaya Air rute Medan-Padang mendarat sekitar pukul 17.00 WIB di Bandara Tabing, Padang, Sabtu (13/10/2012). Padahal seharusnya pesawat yang dipiloti WNA bernama Capt J Gudonis itu mendarat di BIM. Jarak kedua bandara sekota ini berkisar 14 km. Para penumpang akhirnya diangkut dengan bus ke BIM.
Belum diketahui pasti penyebab pesawat nyasar. Namun diduga pilot tidak memahami medan. Pihak PT Angkasa Pura memastikan tidak ada yang salah dari panduan ATC. Seluruh peralatan komunikasi di BIM berjalan dengan baik. Sementara, pihak Sriwijaya Air menyerahkan sepenuhnya persoalan ini kepada KNKT.
“FDR dan CVR sedang diproses di Lab black box KNKT,” ujar Kasubkom KNKT, Masruri, seperti dikutip detikcom, Senin (15/10/2012).
Pihaknya berharap seluruh data penerbangan yang ada terekam dengan baik di memori disk masing-masing. Data-data tersebut, ujar Masruri, menjadi acuan KNKT untuk memastikan siapa yang harus bertanggung jawab dalam insiden tersebut.
“Semoga data penerbangannya tersimpan dengan baik di memori disk,” ujar Masruri.
Pesawat Sriwijaya Air rute Medan-Padang mendarat sekitar pukul 17.00 WIB di Bandara Tabing, Padang, Sabtu (13/10/2012). Padahal seharusnya pesawat yang dipiloti WNA bernama Capt J Gudonis itu mendarat di BIM. Jarak kedua bandara sekota ini berkisar 14 km. Para penumpang akhirnya diangkut dengan bus ke BIM.
Belum diketahui pasti penyebab pesawat nyasar. Namun diduga pilot tidak memahami medan. Pihak PT Angkasa Pura memastikan tidak ada yang salah dari panduan ATC. Seluruh peralatan komunikasi di BIM berjalan dengan baik. Sementara, pihak Sriwijaya Air menyerahkan sepenuhnya persoalan ini kepada KNKT.
No comments:
Post a Comment