MEDAN- Dalam dunia penerbangan, bandara memiliki nama identitas yang
disebut sebagai Three Letter City Code. Kode ini lebih mengena kepada
posisi bandara itu sendiri. Dengan ketentuan ini, Bandara Internasional
Kualanamu pun akan mendapatkan kode. KNO menjadi pilihan Angkasa Pura II
untuk 3 letter code Kualanamu.
Ketua Tim Persiapan Pengoperasian Bandara Internasional Kualanamu, Daryanto menyatakan sejak awal Maret 2013 kemarin, pihaknya sudah mengajukan kode Kualanamu ke IATA (International Air Transport Association). Awalnya, pihak AP II mengharapkan kode KNA, tetapi tidak disetujui. “Pihak IATA tidak memberi izin karena kode itu sudah ada yang pakai. Akhirnya, kita diberikan 5 pilihan. Dan kita pilih KNO,” ujarnya.
Selain KNA, AP II juga sempat memilih kode KLA, tetapi tidak disetujui juga karena sudah dipakai oleh bandara di Uganda. Diungkapkannya, 5 pilihan tersebut adalah KLG, KBH, KOB, KFB, dan KNO. Karena merasa ada kemiripan dengan Kualanamu, akhirnya kode ini yang dipilih AP II. “Kalau dipelesetin kan bisa Kualanamo atau jadi Kualanamu operation,” ujarnya sambil bercanda.
Daryanto menyatakan bahwa sudah menjadi kewajaran saat kode kota sebuah bandara dikaitkan dengan tempat berdirinya bandara tersebut. Karena itu, dari awal pihak AP II meminta kode ke IATA yang berawalan dari huruf K. “Kita memang berkeras harus dari huruf K. Karena sangat cocok dengan Kualanamu yang berawalan K biar ada kedekatan itu sendiri. Saya misalkan Polonia. Karena posisinya di Medan, jadi kita pilih MES. Kalau di singkat jadi Medan dan sekitarnya,” tambahnya sambil tertawa.
3 Letter Code ini biasanya digunakan untuk memperkenalkan nama bandara kepada masyarakat luas. Dan, kode ini akan tertulis di setiap boarding pass yang dikeluarkan dari bandara tersebut. “Jadi begitu kamu keluar dari Kualanamu, yang tertulis adalah KNO. Bukan lagi MES atau Kualanamu,” ungkapnya.
Saat ini, kode tersebut masih dalam proses di IATA. Dan rencananya, dalam seminggu ini akan keluar kode sesuai dengan permintaan pihak pelaksana bandara. “Saya yakin, 99 persen akan disetujui. Karena belum ada bandara yang gunakan. Prosesnya tinggal menunggu 1 pekan lagi agar resmi menjadi KNO,” jelasnya.
Sedangkan untuk Kode MES, nantinya akan dihapus dalam IATA. Dan bandara lain dipersilahkan untuk mengambil kode ini. “Begitu operasional KNO. Maka secara otomatis, MES akan hilang. Karena tidak boleh ada 2 bandara yang melayani penerbangan yang sama dalam 1 wilayah,” lanjutnya.
Air Duty Manager Bandara Polonia Medan, Djamal mengatakan tidak adanya perubahan ini dikarenakan radar Polonia sudah sangat dikenal. Jadi, untuk mempermudah operasional 4 kode tersebut tidak akan dirubah. “Kode Kualanamu akan menjadi WIMM, sedangkan Polonia kita ubah menjadi WINK,” ujarnya.
Djamal menyatakan pihaknya sudah meminta ke International Civil Aviation Organization (ICAO) untuk perubahan ini. Dan saat ini sudah disetujui oleh pihak lembaga penyelematan penerbangan internasional tersebut. “Sudah dapat izin. Karena kita jelaskan, bahwa pemberitaan penerbangan dari kode ini sudah sangat dikenal dalam penerbangan international,” ungkapnya.
Saat disinggung apakah tidak akan menggangu dalam penerbangan saat ini, dirinya menyatakan tidak akan ada. Karena sudah ada koordinat. “Jadi, begitu operasional Kualanamu, maka koordinat kode juga akan diubah. Ya, kalau saat ini masih menggunakan koordinat Polonia,” lanjutnya.
Untuk 4 kode ini, biasanya hanya diketahui oleh bandar udara di seluruh dunia. Dengan kata lain, komunikasi antar bandara menggunakan kode ini. (ram)
Kode yang diusulkan IATA
Contoh Kode Bandara yang Identik dengan kota:
Luar Negeri
Ketua Tim Persiapan Pengoperasian Bandara Internasional Kualanamu, Daryanto menyatakan sejak awal Maret 2013 kemarin, pihaknya sudah mengajukan kode Kualanamu ke IATA (International Air Transport Association). Awalnya, pihak AP II mengharapkan kode KNA, tetapi tidak disetujui. “Pihak IATA tidak memberi izin karena kode itu sudah ada yang pakai. Akhirnya, kita diberikan 5 pilihan. Dan kita pilih KNO,” ujarnya.
Selain KNA, AP II juga sempat memilih kode KLA, tetapi tidak disetujui juga karena sudah dipakai oleh bandara di Uganda. Diungkapkannya, 5 pilihan tersebut adalah KLG, KBH, KOB, KFB, dan KNO. Karena merasa ada kemiripan dengan Kualanamu, akhirnya kode ini yang dipilih AP II. “Kalau dipelesetin kan bisa Kualanamo atau jadi Kualanamu operation,” ujarnya sambil bercanda.
Daryanto menyatakan bahwa sudah menjadi kewajaran saat kode kota sebuah bandara dikaitkan dengan tempat berdirinya bandara tersebut. Karena itu, dari awal pihak AP II meminta kode ke IATA yang berawalan dari huruf K. “Kita memang berkeras harus dari huruf K. Karena sangat cocok dengan Kualanamu yang berawalan K biar ada kedekatan itu sendiri. Saya misalkan Polonia. Karena posisinya di Medan, jadi kita pilih MES. Kalau di singkat jadi Medan dan sekitarnya,” tambahnya sambil tertawa.
3 Letter Code ini biasanya digunakan untuk memperkenalkan nama bandara kepada masyarakat luas. Dan, kode ini akan tertulis di setiap boarding pass yang dikeluarkan dari bandara tersebut. “Jadi begitu kamu keluar dari Kualanamu, yang tertulis adalah KNO. Bukan lagi MES atau Kualanamu,” ungkapnya.
Saat ini, kode tersebut masih dalam proses di IATA. Dan rencananya, dalam seminggu ini akan keluar kode sesuai dengan permintaan pihak pelaksana bandara. “Saya yakin, 99 persen akan disetujui. Karena belum ada bandara yang gunakan. Prosesnya tinggal menunggu 1 pekan lagi agar resmi menjadi KNO,” jelasnya.
Sedangkan untuk Kode MES, nantinya akan dihapus dalam IATA. Dan bandara lain dipersilahkan untuk mengambil kode ini. “Begitu operasional KNO. Maka secara otomatis, MES akan hilang. Karena tidak boleh ada 2 bandara yang melayani penerbangan yang sama dalam 1 wilayah,” lanjutnya.
‘Caplok’ Kode Radar Polonia
Selain 3 letter code, setiap bandara juga harus memiliki Four Letter Code (4). Dimana, fungsinya ini dalam radar antarbandara. Rencananya, 4 kode ini tidak akan diubah atau sama dengan Polonia, sedangkan 4 kode Polonia yang akan diubah.Air Duty Manager Bandara Polonia Medan, Djamal mengatakan tidak adanya perubahan ini dikarenakan radar Polonia sudah sangat dikenal. Jadi, untuk mempermudah operasional 4 kode tersebut tidak akan dirubah. “Kode Kualanamu akan menjadi WIMM, sedangkan Polonia kita ubah menjadi WINK,” ujarnya.
Djamal menyatakan pihaknya sudah meminta ke International Civil Aviation Organization (ICAO) untuk perubahan ini. Dan saat ini sudah disetujui oleh pihak lembaga penyelematan penerbangan internasional tersebut. “Sudah dapat izin. Karena kita jelaskan, bahwa pemberitaan penerbangan dari kode ini sudah sangat dikenal dalam penerbangan international,” ungkapnya.
Saat disinggung apakah tidak akan menggangu dalam penerbangan saat ini, dirinya menyatakan tidak akan ada. Karena sudah ada koordinat. “Jadi, begitu operasional Kualanamu, maka koordinat kode juga akan diubah. Ya, kalau saat ini masih menggunakan koordinat Polonia,” lanjutnya.
Untuk 4 kode ini, biasanya hanya diketahui oleh bandar udara di seluruh dunia. Dengan kata lain, komunikasi antar bandara menggunakan kode ini. (ram)
KODE BANDARA
Kode yang Diusulkan AP II- KNA
- KLA
Kode yang diusulkan IATA
- KLG
- KBH
- KOB
- KFB
- KNO
Contoh Kode Bandara yang Identik dengan kota:
Luar Negeri
- SIN = Changi (Singapura)
- KUL = KLCC (Kuala Lumpur)
- KLA = Kampala (Uganda)
- KNA = Saint, Kitts and Nevis (Karibia)
- KIM = Kimberly (Afrika Selatan)
- PKU= Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru
- PLM= BandaraSultan Mahmud Badaruddin II, Palembang
- PDG= Bandara Tabing, Padang Sumatera
- JOG= Bandara Adi Sucipto, Jogjakarta
- MLG= Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang
- DPS= Bandara Ngurah Rai, Denpasar Bali
- MES= Polonia, Medan
- SIW= Bandara Sibisa, Toba Samosir
- SQT= Bandara Silangit, Siborongborong Sumatera
- SIX= Bandara Dr Ferdinand Lumban Tobing, Tapanuli Tengah
- AEG= Bandara Aek Godang, Tapanuli Selatan
- GNS= Bandara Binaka, Gunung Sitoli
No comments:
Post a Comment