ASEAN-NEWS,
MEDAN – PT Angkasa Pura II membutuhkan investasi sekitar Rp2 triliun
untuk menambah satu terminal untuk pengembangan bandara Kuala Namu tahap
II yang rencananya mulai dibangun pada 2015 mendatang.
Presiden
Direktur PT Angkasa Pura II Tri S Sunoko mengatakan saat ini pihaknya
sedang melakukan studi perencanaan untuk tahap kedua. Dengan adanya
perluasan tahap kedua maka jumlah penumpang yang bisa ditampung menjadi
16 juta dari kapasitas yang ada saat ini 8 juta penumpang.
“Rencananya
dua tahun lagi akan segera dibangun tahap kedua, menambah satu terminal
lagi investasi Rp2 triliun sehingga kapasitas menjadi 16 juta,” ucapnya
kepada Asean-News.Com, Jumat (11/1).
Dirjen
Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Hary Bhakti S Gumay
mengatakan perencanaan tahap kedua harus segera dilakukan karena saat
ini saja jumlah penumpang ke Sumatera Utara sudah mencapai 7 juta
sedangkan kapasitas bandara Kuala Namu 8 juta.
“Tentu
saja jumlah penumpang akan terus bertambah dan segera mencapai 8 juta
sehingga tahap II harus dibangun dalam waktu dekat,” tuturnya.
Konstruksi
tahap II diperkirakan memakan waktu sekitar 2 tahun sehingga pada 2017
bandara internasional di Kuala Namu, Sumut akan sempurna dan bisa
menampung 16 juta penumpang. Bandara ini nantinya akan memiliki
pelayanan kelas dunia dan memiliki otoritas transit internasional atau
menjadi bandara pengumpul (hub) untuk penerbangan tujuan internasional.
Untuk
tahap I pengerjaan bandara ini dibutuhkan investasi sekitar Rp4,8
triliun, dimana Rp1,8 triliun berasal dari AP II, sedangkan APBN
mendukung Rp2,93 triliun.
Saat
ini pengerjaan fisik bandara Kualanamu sudah mencapai 91%, sebab masih
ada beberapa pengerjaan kecil seperti pemasangan plafon, keramik, serta
beberapa perubahan yang harus segera diselesaikan, termasuk finishing
dan interior
Selain
itu bandara juga masih menunggu pasokan listrik dari PLN dan air dari
PDAM Tirtanadi dan PDAM Tirta Deli, termasuk kesiapan IT, akses jalan
baik arterti maupun kereta api. Infrastruktur pendukung tersebut harus
sudah terselesaikan sebelum pengoperasian pada Maret nanti.
Bandara
ini memiliki tiga lantai. Lantai dasar digunakan khusus untuk transit,
tiketing, dan ATM; lantai dua khusus dipergunakan untuk komersial,
termasuk hotel. Sedangkan lantai tiga khusus untuk cek in keberangkatan.
Kepala
Safety PT Hutama Karya untuk Bandara Kualanamu Eko Hari J mengatakan
saat ini baru ada dua area cek in yang bisa dipergunakan pada Maret
nanti, yang masing-masing terdiri dari 20 counter. Rencananya April baru
bisa dioperasikan empat area cek ini. Area cek in ini menggunakan
sistem bagasi otomatis yang langsung masuk ke dalam pesawat.
Sementara
area terminal seluas 118.930 meter persegi ini berada di lantai dua
yang pada tahap I ini terdiri dari delapan gate dengan kapasitas
penumpang 8 juta pertahun.
Pada
10 Januari lalu, pihak AP II baru saja mengadakan uji coba teknis untuk
operasi navigasi, telekomunikasi, dan sinyal. Uji coba ini akan
dilakukan secara rutin setiap minggunya hingga awal Februari, guna
menguji lebih lanjut kinerja panel sinyal di Bandara Kuala Namu.
Rencananya,
setelah dilakukan operasi bayangan secara teknis, AP II juga akan
melakukan penerbangan pesawat kalibrasi untuk menguji landasan
pendaratan, termasuk kelengkapan lampu, dan terminal bandara yang
direncanakan Februari nanti.
“Sebelum
operasi bandara banyak hal yang harus diuji coba sehingga semuanya
sesuai track dan tidak ada masalah ketika sudah operasi penuh,” tutur
Manajer Elektronik PT Angkasa Pura II Medan Selamat Samiadi.
Bandara
yang mulai dibangun pada 2007 ini terletak areal bekas PT Perkebunan
Nusantara II Tanjung Morawa di Kuala Namu, Beringan Desa, Kabupaten Deli
Serdang
Bandara
ini di bangun di lahan seluas 1356 hektar dengan kapasitas jumlah
penumpang sekitar 8 juta penumpang pertahun dan kan diperluas pada tahap
ke II untuk menampung 16 juta penumpang, menggantikan Bandara Polonia
yang sudah kelebihan kapasitas.
Bandara
Kuala Namu didesain modern dengan atap bergelombang yang menggambarkan
bentuk kelapa sawit. Selain itu, dirancang untuk memiliki akses kereta
api, dan memiliki landasan pacu (runway) sepanjang 4.540 meter dengan
lebar 45 meter dengan paralel dua “taxi way” masing-masing berukuran
3.750 30 meter dan 2.000 x 30 meter.
No comments:
Post a Comment