Liputan6.com, Jakarta: Jalur penerbangan nasional
bakalan kian gemuk. Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara berencana menawarkan sekitar 130 rute tambahan kepada
maskapai nasional sehingg total rute penerbangan akan bertambah menjadi
200 rute.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bakti S Gumay mengaku tujuan rencana pembukaan rute salah satunya pemerintah ingin membuka isolasi daerah-daerah yang selama ini belum terbuka seluruhnya.
"Kita sudah menyusun rute-rute mana saja yang nantinya kita tawarkan kepada operator, jumlahnya sekitar 130 rute," ujarnya, Senin (26/11/2012).
Dia menambahkan, selain bertujuan membuka isolasi, penambahan rute-rute tersebut karena pemerintah ingin memajukan sektor pariwisata nasional dengan memberikan memudahkan wisatawan dalam dan luar negeri yang akan mengunjungi pariwisata di daerah tersebut.
Hinga kini penyusunan rute-rute penerbangan baru tersebut masih berlangsung. Selain berasal dari pemerintah juga merupakan usulan dari masing-masing maskapai, yang sebelumnya sudah melakukan kajian sendiri terhadap destinasi yang akan mereka terbangi.
Nantinya rute-rute baru ini akan ditawarkan kepada maskapai penerbangan nasional. Para pelaku dipersilakan memilih rute-rute yang ditawarkan pemerintah setelah melakukan kajian potensi pasar yang akan di layani.
“Misalnya, selama ini dari Medan untuk menuju Makasar harus transit di Jakarta. Atau dari Batam untuk menuju Surabaya harus transit di Jakarta. Bila operator maskapai melihat ada potensi pasar dari Medan langsung ke Makasar, mengapa tidak? Apalagi secara jarak lebih pendek. Dari segi penggunaan bahan bakar juga lebih hemat,” jelas Herry.
Herry mengakui tidak menutup kemungkinan nantinya ada satu rute yang kemudian diminati beberapa maskapai. "Bisa saja satu rute yang dianggap potensial diminati beberapa maskapai. Silahkan saja sepanjang pangsa pasarnya dianggap feasible," tuturnya.
Perihal dampak penambahan rute-rute baru pada kepadatan Bandara Soekarno Hatta Jakarta dan bandara-bandara lainnya, dia memastikan rute-rute baru yang ditawarkan sebagian besar di daerah timur dan tidak harus melalui bandara-bandara yang selama ini sudah padat seperti Jakarta, Surabaya dan Denpasar. Sehingga kepadatan di bandara-bandara tersebut kemungkinan tidak terjadi.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bakti S Gumay mengaku tujuan rencana pembukaan rute salah satunya pemerintah ingin membuka isolasi daerah-daerah yang selama ini belum terbuka seluruhnya.
"Kita sudah menyusun rute-rute mana saja yang nantinya kita tawarkan kepada operator, jumlahnya sekitar 130 rute," ujarnya, Senin (26/11/2012).
Dia menambahkan, selain bertujuan membuka isolasi, penambahan rute-rute tersebut karena pemerintah ingin memajukan sektor pariwisata nasional dengan memberikan memudahkan wisatawan dalam dan luar negeri yang akan mengunjungi pariwisata di daerah tersebut.
Hinga kini penyusunan rute-rute penerbangan baru tersebut masih berlangsung. Selain berasal dari pemerintah juga merupakan usulan dari masing-masing maskapai, yang sebelumnya sudah melakukan kajian sendiri terhadap destinasi yang akan mereka terbangi.
Nantinya rute-rute baru ini akan ditawarkan kepada maskapai penerbangan nasional. Para pelaku dipersilakan memilih rute-rute yang ditawarkan pemerintah setelah melakukan kajian potensi pasar yang akan di layani.
“Misalnya, selama ini dari Medan untuk menuju Makasar harus transit di Jakarta. Atau dari Batam untuk menuju Surabaya harus transit di Jakarta. Bila operator maskapai melihat ada potensi pasar dari Medan langsung ke Makasar, mengapa tidak? Apalagi secara jarak lebih pendek. Dari segi penggunaan bahan bakar juga lebih hemat,” jelas Herry.
Herry mengakui tidak menutup kemungkinan nantinya ada satu rute yang kemudian diminati beberapa maskapai. "Bisa saja satu rute yang dianggap potensial diminati beberapa maskapai. Silahkan saja sepanjang pangsa pasarnya dianggap feasible," tuturnya.
Perihal dampak penambahan rute-rute baru pada kepadatan Bandara Soekarno Hatta Jakarta dan bandara-bandara lainnya, dia memastikan rute-rute baru yang ditawarkan sebagian besar di daerah timur dan tidak harus melalui bandara-bandara yang selama ini sudah padat seperti Jakarta, Surabaya dan Denpasar. Sehingga kepadatan di bandara-bandara tersebut kemungkinan tidak terjadi.
No comments:
Post a Comment