MEDAN - Sekitar 95 persen jalan arteri dua lajur menuju lokasi Bandara
Kualanamu di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, selesai dibangun.
Usai rapat dengar pendapat dengan Komisi D DPRD Sumut di Medan, hari ini, Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah I Wijaya Seta mengatakan pihaknya telah menyelesaikan jalan dua lajur itu sepanjang 14 km dari 14,5 km yang ditetapkan. "Ada sekitar 500 meter yang belum selesai. Itu dikerjakan pada bulan Februari nanti," katanya.
Menurut Wijaya, pembangunan jalan arteri sebanyak dua lajur tersebut masih terpisah-pisah disebabkan belum pembebasan lahan yang dilakukan secara bertahap.
Sebenarnya, pembangunan yang tidak dilakukan dengan menyeluruh tersebut memberikan kesulitan tersendiri karena proses lebih lama. "Kita inginnya (lahan) bebas semua baru kerja," katanya.
Secara keseluruhan, kata dia, jalan arteri menuju lokasi Bandara Kualanamu yang akan dibangun Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah I itu terdiri dari empat lajur.
Untuk sementara, jalan arteri dengan empat lajur tersebut telah dibangun sepanjang enam km dan akan dilanjutkan pada 2013 dengan kontrak secara multiyears.
Dengan pengerjaan hingga 2014, akan dibangun lagi jalan arteri dengan empat lajur sepanjang 13,5 km dan jembatan layang (fly over) sepanjang 880 meter. Jalan empat lajur itu akan diselesaikan dalam dua tahun, katanya.
Shadow Operation
PT Angkasa Pura II mulai melakukan "shadow operation" atau operasi bayangan Bandara Kualanamu untuk mengetahui kesiapan dalam melayani penerbangan nasional dan internasional.
"Kegiatan itu sudah dimulai sejak 10 Januari 2013," kata GM Angkasa Pura II Medan Said Ridwan di Medan, hari ini.
Sebagai langkah awal, kata Said, kegiatan yang dilakukan menguji seluruh alat navigasi dan radar yang terdapat di bandara yang dibangun di Kabupaten Deli Serdang itu.
Dalam kegiatan yang disebut "dry shadow operation" tersebut, pihaknya ingin memastikan alat navigasi dan radar itu berfungsi dengan baik guna mengatur jadwal dan rute penerbangan.
Setelah kegiatan awal itu berhasil, pihaknya akan melanjutkan dengan "wet shadow operation" melalui proses komunikasi dengan pesawat yang akan mendarat di bandara itu.
Setelah berbagai uji coba dilakukan, pihaknya akan melakukan penyisiran untuk mengetahui kemungkinan adanya sistem yang belum berfungsi dengan maksimal.
Pengujian tersebut diperlukan untuk mendapatkan sertifikasi kelayakan sebagai bandara internasional yang akan melayani pendaratan dan penerbangan ke berbagai tujuan. "Itu persyaratan bagi seluruh airport. Seluruh peralatan harus berfungsi dengan baik," katanya.
Jika peralatan tersebut telah berfungsi, pihaknya masih melakukan penyisiran untuk mengetahui bagian lain yang masih perlu diperbaiki guna memastikan kesiapan sebagai bandara internasional.
Pihaknya akan melakukan shadow operation selama satu bulan. "Tim terus melakukan pemantauan," kata Said.
(dat03/antara)
waspada.co.id
Usai rapat dengar pendapat dengan Komisi D DPRD Sumut di Medan, hari ini, Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah I Wijaya Seta mengatakan pihaknya telah menyelesaikan jalan dua lajur itu sepanjang 14 km dari 14,5 km yang ditetapkan. "Ada sekitar 500 meter yang belum selesai. Itu dikerjakan pada bulan Februari nanti," katanya.
Menurut Wijaya, pembangunan jalan arteri sebanyak dua lajur tersebut masih terpisah-pisah disebabkan belum pembebasan lahan yang dilakukan secara bertahap.
Sebenarnya, pembangunan yang tidak dilakukan dengan menyeluruh tersebut memberikan kesulitan tersendiri karena proses lebih lama. "Kita inginnya (lahan) bebas semua baru kerja," katanya.
Secara keseluruhan, kata dia, jalan arteri menuju lokasi Bandara Kualanamu yang akan dibangun Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah I itu terdiri dari empat lajur.
Untuk sementara, jalan arteri dengan empat lajur tersebut telah dibangun sepanjang enam km dan akan dilanjutkan pada 2013 dengan kontrak secara multiyears.
Dengan pengerjaan hingga 2014, akan dibangun lagi jalan arteri dengan empat lajur sepanjang 13,5 km dan jembatan layang (fly over) sepanjang 880 meter. Jalan empat lajur itu akan diselesaikan dalam dua tahun, katanya.
Shadow Operation
PT Angkasa Pura II mulai melakukan "shadow operation" atau operasi bayangan Bandara Kualanamu untuk mengetahui kesiapan dalam melayani penerbangan nasional dan internasional.
"Kegiatan itu sudah dimulai sejak 10 Januari 2013," kata GM Angkasa Pura II Medan Said Ridwan di Medan, hari ini.
Sebagai langkah awal, kata Said, kegiatan yang dilakukan menguji seluruh alat navigasi dan radar yang terdapat di bandara yang dibangun di Kabupaten Deli Serdang itu.
Dalam kegiatan yang disebut "dry shadow operation" tersebut, pihaknya ingin memastikan alat navigasi dan radar itu berfungsi dengan baik guna mengatur jadwal dan rute penerbangan.
Setelah kegiatan awal itu berhasil, pihaknya akan melanjutkan dengan "wet shadow operation" melalui proses komunikasi dengan pesawat yang akan mendarat di bandara itu.
Setelah berbagai uji coba dilakukan, pihaknya akan melakukan penyisiran untuk mengetahui kemungkinan adanya sistem yang belum berfungsi dengan maksimal.
Pengujian tersebut diperlukan untuk mendapatkan sertifikasi kelayakan sebagai bandara internasional yang akan melayani pendaratan dan penerbangan ke berbagai tujuan. "Itu persyaratan bagi seluruh airport. Seluruh peralatan harus berfungsi dengan baik," katanya.
Jika peralatan tersebut telah berfungsi, pihaknya masih melakukan penyisiran untuk mengetahui bagian lain yang masih perlu diperbaiki guna memastikan kesiapan sebagai bandara internasional.
Pihaknya akan melakukan shadow operation selama satu bulan. "Tim terus melakukan pemantauan," kata Said.
(dat03/antara)
waspada.co.id
No comments:
Post a Comment