Maskapai nasional Lion Air membuat lompatan besar dengan membeli 230 pesawat Boeing senilai Rp195 triliun. Pesawat-pesawat ini akan dikirim bertahap pada 2017-2025.
Transaksi ini merupakan terbesar setelah sebelumnya Lion memesan 178 Boeing 737-900ER yang diantar bertahap sejak 2007 hingga 2017.
Lion yang secara hukum berdiri pada Oktober 1999, dan beroperasi pada 30 Juni 2000, hanyalah maskapai penerbangan yang awalnya punya satu unit Boeing 737-200.
Namun, kini, Lion Air terus berkembang. Menurut Direktur Umum Lion Air Edward Sirait, Lion Air telah memiliki 92 armada pesawat, termasuk milik anak usahanya Wings Air. Jumlah pesawat ini akan terus bertambah seiring dengan datangnya pesawat pesanan dari Boieng. Pada 2005 mendatang, Lion akan memiliki 408 pesawat.
Sukses Lion Air ini tak bisa lepas dari sosok Rusdi Kirana, salah satu pemilik sekaligus presiden direktur Lion Air. Pria kelahiran 17 Agustus 1963 ini mampu menepis segala keraguan dengan menjadikan Lion Air sebagai salah satu armada besar saat ini.
Dalam sebuah wawancara, Rusdi mengaku saat mendirikan perusahaan hanya berbekal kepercayaan. Rusdi dan kakaknya, Kusnan Kirana, yang sukses mendirikan perusahaan penjualan tiket Lion Tours, hanya memiliki pengalaman menjual tiket. "Dari mana saya punya uang? Ini karena kepercayaan," katanya.
Rusdi mengambil pasar yang saat itu belum tergarap: penerbangan rendah biaya. Pada 1990-an, harga tiket pesawat sangat mahal, sehingga hanya orang-orang kaya saja yang bisa terbang. Namun, setelah ada Lion Air, zaman berubah. Harga pesawat tiket pun menjadi semakin terjangkau.
Maraknya penerbangan murah di Indonesia ini tak lepas dari Lion Air. Dengan slogan "We make people fly", Lion mampu menyedot banyak penumpang kelas bawah. Dengan sendirinya, Lion telah mematahkan anggapan maskapai rendah biaya sulit hidup di Indonesia.
No comments:
Post a Comment