Kontraktor Tiongkok Garap Tol Medan-Kualanamu
JAKARTA - BUMN PT Hutama Karya dan kontraktor asal Tiongkok memperoleh kontrak pengerjaan proyek tol Medan-Kualanamu sepanjang 17,8 kilometer, dengan total investasi Rp 1,35 triliun. Proyek tersebut ditargetkan selesai dibangun dalam 900 hari.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Djoko Murjanto berharap, pembangunan tol Medan-Kualanamu berdampak positif untuk mendukung Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). "Saya berharap, proyek jalan tol ini segera di-laksanakan dengan baik, sesuai kualitas, kuantitas, dan waktu yang telah dijadwalkan," kata dia di Jakarta, Senin (12/12).
Tol Medan-Kualanamu ini konstruksinya akan dikerjakan kontraktor Tiongkok dengan joint operation bersama PT Hutama Karya (persero). Kontraktor asing itu adalah China Harbour Engineering Co Ltd dan China State Construction Engineering Co Ltd.
Ia memaparkan, jalan tol tersebut pembangunannya direncanakan memakan waktu 900 hari kerja, dengan biaya Rp 1,3 triliun. Dana berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) RI serta pinjaman dari Export Import Bank of China.
Tol ini merupakan bagian dari ruas tol Medan-Kualanamu Tebing Tinggi sepanjang 60 kilometer. Tol Medan-Kualanamu terdiri atas dua seksi, yakni Seksi I sepanjang 10,75 kilometer dan II sepanjang 7,05 kilometer. Jalan tersebut menggunakan konstruksi rigid pavement dan flexible pavement, yang terdiri atas dua lajur dan dua jalur.
Perwakilan kontraktor asal Tiongkok bernama Shen Chao menegaskan, pihaknya siap mengerjakan proyek tol tersebut sesuai rencana. Ia optimistis kerja sama kontraktor Tiongkok dan Indonesia ini berjalan dengan baik.
"Proyek pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu bisa terlaksana dengan baik dan selesai tepat waktu. Segala kendala yang mungkin dihadapi kontraktor dalam melaksanakan proyek diharapkan tertangani dengan baik," imbuhnya.
Setelah ditandatanganinya kontrak pengerjaan proyek tersebut, Djoko berharap pinjaman dari Tiongkok segera cair. Dengan demikian, kontraktor bisa bekerja dengan baik di lapangan.
"Pembebasan lahan dan proses persetujuan pinjaman luar negeri harus dilakukan secara paralel, karena keduanya sama-sama sangat penting," tuturnya.
Setelah groundbreaking atau di-rnulainya konstruksi tolMedan-Kualarnanu, Djoko berharap investor tertarik untuk rnenggarap ke¬lanjutan jalan tol tersebut, yakni tol Kualanarnu-Lubuk Pakarn-Tebing Tinggi. Investor ini bisa berasal dari Tiongkok rnaupun dalarn negeri.
Februari 2011
Direktur Wilayah I Ditjen Bina Marga Kementerian PU Asep Sudrajat memperkirakan, ground-breaking proyek dimulai pada Februari 2011. Saat ini, pemerintah masih menunggu finalisasi pinjaman dan pemerintah Tiongkok untuk membiayai proyek yang nantinya menghubungkan ke wilayah Bandara Kualanamu.
"Saat ini masih finalisasi pinjaman dan setelah itu kami langsung melakukan groundbreaking. Sedangkan masa pembangunannya mencapai dua tahun lebih," ujarnya.
Direktur Utama PT Jasa Marga (persero) Tbk Frans Setyaki Sunito mengatakan sebelumnya, pihaknya meminati jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sepanjang 60 kilometer. Operator jalan tol terbesar di Indonesia itu sedang mengkaji kelayakan tol tersebut.
"Kami mengkaji dulu apakah ruas tol itu feasible (layak) atau tidak untuk dikerjakan. Selain itu, kami juga akan melihat berapa persen dukungan pemerintah terhadap ruas tol tersebut. Kalau memang layak, kami tentu akan ikut tender," kata Frans Sunito.
la menjelaskan, tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi itu akan terkoneksi dengan tol Balmera (Medan) yang saat ini sudah beroperasi. Bila pembangunan ruas tol tersebut jadi dikerjakan Jasa Marga, jalan tol di Medan yang dimilikinya akan bertambah panjang.
"Ya, kami memang mengincar ruas tol baru yang terkoneksi dengan jalan tol Jasa Marga," kata dia.
Rencana Pembangunan Ruas Tol Medan-Kualanamu
Panjang : 17,8 kilometer
Investasi : 1,35 triliun
Konstruksi : 900 hari
Jumlah lajur : 2x2
Kecepatan maksimal : 100 km/jam
Volume lalu lintas : 12.568 kendaraan/hari
Kontraktor : China Harbour Engineering Co Ltd; China State Construction Engineering Co Ltd; PT Hutama Karya
No comments:
Post a Comment