Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 088 dengan tujuan Amsterdam, Belanda, memutuskan untuk mendarat darurat di Bandara Frankfurt, Jerman, karena seorang penumpang dilaporkan dalam kondisi kritis.
Angki Maramis, Kepala Cabang Garuda Indonesia di bandar udara Schiphol mengatakan prosedur pendaratan harus dilakukan sebagai bagian dari pelayanan dan syarat keselamatan penerbangan.
"Sang penumpang dalam keadaan kritis, kami Garuda harus mendarat demi penumpang tersebut," ujarnya kepada Radio Nederland.
Menurut Parlindungan Marpaung, salah seorang penumpang pesawat itu, Garuda mendarat di Frankfurt pukul 07.50 waktu setempat. "Personil ambulans bandara Frankfurt langsung masuk ke kabin dan melakukan upaya penyelamatan pompa jantung CPR atas penumpang kritis tersebut," ujar Parlindungan melalui pesan singkat SMS.
Penumpang itu, seorang perempuan, berusia kurang lebih 60 tahun, dan diduga kuat berwarganegara Belanda keturunan Maluku.
"Kondisi penumpang tak sadarkan diri, tampaknya berdarah campur, soalnya ada darah Ambonnya, ia mulai kambuh di atas udara Ceko, atau setelah tujuh jam terbang dari airport Dubai," sambung penulis buku Setengah Isi Setengah Kosong ini.
Pesawat Airbus A330-200 itu berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Indonesia Kamis malam kemarin, transit di Dubai, dan kemudian melanjutkan penerbangan ke Amsterdam. Setelah penumpang tidak sadarkan diri, awak kabin langsung melakukan upaya penyelamatan.
"Captain pesawat kemudian mengumumkan pesawat segera mendarat di Frankfurt. Penumpang yang kritis itu bersama keluarganya turun di Frankfurt," tulis Parlindungan dalam SMS-nya.
Saat laporan ini dibuat GA 088 belum lepas landas dari bandara Frankfurt, masih menyelesaikan prosuder pengisian bahan bakar dan administrasi.
Station Manager Garuda Indonesia di Belanda memperkirakan penerbangan kembali Garuda dari Amsterdam ke Jakarta mengalami keterlambatan sekitar 1,5 jam.
"Estimasi kami GA 089 Amsterdam-Jakarta baru bisa berangkat dari Schiphol pukul 11:30 (waktu setempat). Tapi ini perkiraan sementara. Semuanya sangat tergantung dari GA 088," ujar Angki Maramis kepada Radio Nederland.
Angki Maramis, Kepala Cabang Garuda Indonesia di bandar udara Schiphol mengatakan prosedur pendaratan harus dilakukan sebagai bagian dari pelayanan dan syarat keselamatan penerbangan.
"Sang penumpang dalam keadaan kritis, kami Garuda harus mendarat demi penumpang tersebut," ujarnya kepada Radio Nederland.
Menurut Parlindungan Marpaung, salah seorang penumpang pesawat itu, Garuda mendarat di Frankfurt pukul 07.50 waktu setempat. "Personil ambulans bandara Frankfurt langsung masuk ke kabin dan melakukan upaya penyelamatan pompa jantung CPR atas penumpang kritis tersebut," ujar Parlindungan melalui pesan singkat SMS.
Penumpang itu, seorang perempuan, berusia kurang lebih 60 tahun, dan diduga kuat berwarganegara Belanda keturunan Maluku.
"Kondisi penumpang tak sadarkan diri, tampaknya berdarah campur, soalnya ada darah Ambonnya, ia mulai kambuh di atas udara Ceko, atau setelah tujuh jam terbang dari airport Dubai," sambung penulis buku Setengah Isi Setengah Kosong ini.
Pesawat Airbus A330-200 itu berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Indonesia Kamis malam kemarin, transit di Dubai, dan kemudian melanjutkan penerbangan ke Amsterdam. Setelah penumpang tidak sadarkan diri, awak kabin langsung melakukan upaya penyelamatan.
"Captain pesawat kemudian mengumumkan pesawat segera mendarat di Frankfurt. Penumpang yang kritis itu bersama keluarganya turun di Frankfurt," tulis Parlindungan dalam SMS-nya.
Saat laporan ini dibuat GA 088 belum lepas landas dari bandara Frankfurt, masih menyelesaikan prosuder pengisian bahan bakar dan administrasi.
Station Manager Garuda Indonesia di Belanda memperkirakan penerbangan kembali Garuda dari Amsterdam ke Jakarta mengalami keterlambatan sekitar 1,5 jam.
"Estimasi kami GA 089 Amsterdam-Jakarta baru bisa berangkat dari Schiphol pukul 11:30 (waktu setempat). Tapi ini perkiraan sementara. Semuanya sangat tergantung dari GA 088," ujar Angki Maramis kepada Radio Nederland.
No comments:
Post a Comment