Jakarta - Pesawat Boeing 777 milik maskapai Emirates dengan nomor penerbangan EK 358 take
off dengan mulus dari bandara Dubai dengan tujuan Jakarta. Penerbangan
berlangsung baik-baik saja tanpa gangguan, sampai akhirnya pesawat
melintas di langit dekat Kepulauan Nicobar, Samudra Hindia.
Cuaca berubah menjadi tidak bersahabat. Kilatan-kilatan halilintar beberapa kali terlihat menerangi langit dan gumpalan awan yang bergulung-gulung seperti kapas hitam. Tanda peringatan untuk memakai sabuk pengaman yang terletak di atas kursi penumpang menyala, pesawat pun sudah mulai berguncang-guncang.
Sampai akhirnya pesawat memasuki awan hampa udara, horor pun terjadi. "Tiba-tiba pesawat drop. Seperti tersedot ke bawah selama 3-4 detik," tutur salah satu penumpang Heru Tjatur kepada detikcom, Sabtu (18/5/2013).
Beberapa penumpang berteriak ketakutan mengira pesawat akan jatuh. Ada lagi yang sebagian terlempar dari kursi karena belum sempat mengenakan sabuk pengamannya. Masker-masker oksigen darurat terbuka menggantung di depan setiap penumpang.
"Di depan saya ada penumpang berdiri mau ke toilet terlempar hampir kejedot atap," kisah Heru.
Pramugari yang sedang melayani penumpang pun ikut terlempar karena kejadian itu. Beberapa penumpang dan pramugari kebanyakan terluka akibat benturan di daerah kepala dan tangan.
Kejadian itu begitu cepat dan mendadak. Banyak penumpang maupun awak tidak mengira pesawat akan drop sedemikian rupa. Akhirnya selain banyak yang terluka, beberapa penumpang pun terlihat stress karena kejadian itu.
"Setelah itu suasananya tegang sekitar sejam sampai akhirnya mendarat di Changi," jelas Heru.
Pilot memutuskan melakukan pendaratan darurat di Bandara Changi, Singapura, untuk mengobati penumpang dan pesawat yang terluka. Hingga pukul 13.00 WIB penumpang yang hendak ke Jakarta masih tertahan di Changi.
Belum ada keterangan resmi dari pihak Emirates soal kejadian ini. Termasuk soal kabar yang menyebutkan sekurangnya ada 13 orang yang terluka, salah satunya mengalami luka di bagian leher.
detik.com
Cuaca berubah menjadi tidak bersahabat. Kilatan-kilatan halilintar beberapa kali terlihat menerangi langit dan gumpalan awan yang bergulung-gulung seperti kapas hitam. Tanda peringatan untuk memakai sabuk pengaman yang terletak di atas kursi penumpang menyala, pesawat pun sudah mulai berguncang-guncang.
Sampai akhirnya pesawat memasuki awan hampa udara, horor pun terjadi. "Tiba-tiba pesawat drop. Seperti tersedot ke bawah selama 3-4 detik," tutur salah satu penumpang Heru Tjatur kepada detikcom, Sabtu (18/5/2013).
Beberapa penumpang berteriak ketakutan mengira pesawat akan jatuh. Ada lagi yang sebagian terlempar dari kursi karena belum sempat mengenakan sabuk pengamannya. Masker-masker oksigen darurat terbuka menggantung di depan setiap penumpang.
"Di depan saya ada penumpang berdiri mau ke toilet terlempar hampir kejedot atap," kisah Heru.
Pramugari yang sedang melayani penumpang pun ikut terlempar karena kejadian itu. Beberapa penumpang dan pramugari kebanyakan terluka akibat benturan di daerah kepala dan tangan.
Kejadian itu begitu cepat dan mendadak. Banyak penumpang maupun awak tidak mengira pesawat akan drop sedemikian rupa. Akhirnya selain banyak yang terluka, beberapa penumpang pun terlihat stress karena kejadian itu.
"Setelah itu suasananya tegang sekitar sejam sampai akhirnya mendarat di Changi," jelas Heru.
Pilot memutuskan melakukan pendaratan darurat di Bandara Changi, Singapura, untuk mengobati penumpang dan pesawat yang terluka. Hingga pukul 13.00 WIB penumpang yang hendak ke Jakarta masih tertahan di Changi.
Belum ada keterangan resmi dari pihak Emirates soal kejadian ini. Termasuk soal kabar yang menyebutkan sekurangnya ada 13 orang yang terluka, salah satunya mengalami luka di bagian leher.
detik.com
No comments:
Post a Comment