DENPASAR - Jerit histeris seluruh penumpang pesawat
Lion Air Boing 737-800 bernomor penerbangan JT 904 pecah, ketika berebut
keluar melalui pintu darurat, setelah pesawat mendarat di atas Laut tak
jauh dari Bandara Ngurah Rai, Bali.
Salah satu penumpang, Dewi asal Manado, menuturkan saat pesawat akan mendarat darurat di atas air tidak ada pemberitahuan sebelumnya.
“Tiba-tiba langsung brakkk... di lautan, semua goyang, semua histeris, ada yang teriak-teriak,” kata Dewi di Rumah Sakit (RS) Sanglah Denpasar, Sabtu (13/4/2013).
Tak ayal, hal ini membuat seluruh penumpang berebut menuju pintu darurat yang sudah terbuka untuk menyelamatkan diri. Beberapa pramugari dan crew pesawat sempat menenangkan penumpang, namun karena dalam kondisi darurat mereka tetap berebut.
Pengalaman ini juga disampaikan, Dinar (31), penumpang asal Bandung, mengatakan setelah keluar dari pintu darurat, dia langsung melompat ke dalam air tanpa berpikir menunggu jemputan perahu karet dari tim SAR.
“Saya hanya ingat keluarga, makanya saya harus selamat, saya berenang, apalagi sudah terlihat air masuk ke kabin,” ujarnya.
Para penumpang yang panik terpaksa berenang sekira 15 meter dari posisi pesawat ke bibir pantai. “Hampir tidak kuat tapi untung langsung ada tim SAR yang datang,” ungkap Iwan penumpang lainnya.
Sepuluh penumpang yang mengalami luka kecil terpaksa dilarikan ke RS Sanglah untuk mendapatkan perawatan. “Setelah kami lakukan ronsen dan foto, tidak ada masalah,” kata Direktur Pelayanan Medik RS Sanglah Denpasar AAN Jaya Kusuma.
Sebelum dipulangkan, mereka mendapatkan perawatan intensif sejak tiba di RS Sanglah pukul 16.30 Wita hingga pukul 19.00 Wita.
Berikut nama penumpang yang dirawat di RS Sanglah, yakni Dewi (49) asal Manado, Iwan (31) asal Bandung, Dinar (31) Bandung, Jajang (34) asal Bandung, Inke (19) asal Bandung, Yuko (21) serta Juan Ignatius Senduk (48) asal Jimbaran, Lely Widyawati (24) asal Denpasar, I Putu Bavita (32) asal Denpasar dan Stevani (19) asal Bandung.
Salah satu penumpang, Dewi asal Manado, menuturkan saat pesawat akan mendarat darurat di atas air tidak ada pemberitahuan sebelumnya.
“Tiba-tiba langsung brakkk... di lautan, semua goyang, semua histeris, ada yang teriak-teriak,” kata Dewi di Rumah Sakit (RS) Sanglah Denpasar, Sabtu (13/4/2013).
Tak ayal, hal ini membuat seluruh penumpang berebut menuju pintu darurat yang sudah terbuka untuk menyelamatkan diri. Beberapa pramugari dan crew pesawat sempat menenangkan penumpang, namun karena dalam kondisi darurat mereka tetap berebut.
Pengalaman ini juga disampaikan, Dinar (31), penumpang asal Bandung, mengatakan setelah keluar dari pintu darurat, dia langsung melompat ke dalam air tanpa berpikir menunggu jemputan perahu karet dari tim SAR.
“Saya hanya ingat keluarga, makanya saya harus selamat, saya berenang, apalagi sudah terlihat air masuk ke kabin,” ujarnya.
Para penumpang yang panik terpaksa berenang sekira 15 meter dari posisi pesawat ke bibir pantai. “Hampir tidak kuat tapi untung langsung ada tim SAR yang datang,” ungkap Iwan penumpang lainnya.
Sepuluh penumpang yang mengalami luka kecil terpaksa dilarikan ke RS Sanglah untuk mendapatkan perawatan. “Setelah kami lakukan ronsen dan foto, tidak ada masalah,” kata Direktur Pelayanan Medik RS Sanglah Denpasar AAN Jaya Kusuma.
Sebelum dipulangkan, mereka mendapatkan perawatan intensif sejak tiba di RS Sanglah pukul 16.30 Wita hingga pukul 19.00 Wita.
Berikut nama penumpang yang dirawat di RS Sanglah, yakni Dewi (49) asal Manado, Iwan (31) asal Bandung, Dinar (31) Bandung, Jajang (34) asal Bandung, Inke (19) asal Bandung, Yuko (21) serta Juan Ignatius Senduk (48) asal Jimbaran, Lely Widyawati (24) asal Denpasar, I Putu Bavita (32) asal Denpasar dan Stevani (19) asal Bandung.
No comments:
Post a Comment