Medan, 23/12 (ANTARA) – Dalam mengerjakan proyek diharapkan selesai
tepat waktu sesuai ketentuan kontrak kerja yang dilakukan pemilik dengan
pelaksana.
Hal ini dilakukan untuk memenuhi target penyelesaian suatu bangunan agar tepat waktu dan menghindari “keterbengkalaian” proyek yang sedang dikerjakan, sehingga dapat berdampak terhadap kerugian keuangan negara.
Kejadian seperti ini, harus tetap dihindari dan jangan sampai terjadi, sehingga dalam pengerjaan Bandara Internasional Kuala Namu di Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, harus selesai dengan tepat waktu.
Apalagi, direncanakan bandara termegah dan terbesar pertama di luar Pulau Jawa itu akan diresmikan pula oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Bisakah proyek “raksasa” bandara internasional kebanggan bagi masyarakat di Provinsi Sumatera Utara berpenduduk lebih kurang 13,5 juta jiwa itu, dapat diselesaikan dengan tepat waktu ?.
Kegiatan ini, jelas saja akan menjadi tantangan yang cukup berat atau menjadi “pekerjaan rumah” bagi tenaga ahli atau putra-putra terbaik bangsa Indonesia yang dipercayakan menyelesaikan proyek bernilai triliunan rupiah itu.
Pimpinan Proyek Bandara Kuala Namu, Joko Waskito mengatakan, untuk menyelesaikan proyek bandara internasional tersebut dapat segera selesai dikerjakan sebelum Maret 2013, para tenaga ahli dan pekerja yang terlibat dalam menyelesaikan bangunan itu, terus bekerja keras.
Hal ini dilakukan, agar proyek Bandara Internasional Kuala Namu itu, bisa segera dioperasionalkan dengan tepat waktu.
“Kita tetap berusaha agar proyek bandara terbesar pertama di luar Pulau Jawa yang dibiayai melalui dana APBN, Kementerian Perhubungan dan PT (Persero) Angkasa Pura II, bisa beroperasi Maret 2013,” kata Joko kepada para peserta Rapat Koordinasi (Rakor) Gubernur se-Wilayah Sumatera tahuh 2012 di Medan yang berkunjung ke lokasi Bandara Internasional Kuala Namu di Desa Beringin.
Menurut Joko, dalam pembangunan bandara yang bertaraf internasional itu, PT Angkasa Pura II mendanai Rp 2 triliun.
“Jadi pembangunan bandara yang cukup besar dan megah itu, PT Angkasa Pura II berinvestasi mencapai nilai triliunan rupiah.
Diharapkan pada Maret 2013 Bandara Internasional tersebut mulai beroperasi untuk menggantikan Bandara Internasional Polonia Medan.
Ia menambahkan, peresmian bandara internasional tersebut rencananya oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, pada Maret 2013.
Bandara internasional itu diharapkan menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Utara (Sumut) khususnya dan Indonesia pada umumnya, dapat dioperasikan dengan tepat waktu.
Dengan kehadiran bandara internasional itu, juga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Sumut.
Bahkan, jelasnya pembangunan fisik bandara internasional tersebut, saat ini rampung dan mencapai sekitar 91 persen dan pembangunan runway tinggal 300 meter lagi dari panjang runwai seluruhnya 2.900 x 45 meter.
Sedangkan luas area Bandara Internasional Kuala Namu mencapai 1.365 hektare, area terminal 118.930 meter persegi (M2), kapasitas terminal 8.1 juta pax per tahun, luas area parkir 50.820 meter persegi (M2), gudang kargo seluas 13.000 meter persegi (M2) dan kapasitas parkir, 407 taksi, 55 bus dan 908 mobil.
“Kita juga merasa bangga, bahwa pengerjaan proyek bandara internasional tersebut dilakukan seluruhnya dari arsitektur dan pekerja ahli dan merupakan putra-putra terbaik bangsa. Peralatan yang digunakan di bandara tersebut cukup canggih, mulai dari pemeriksaan barang penumpang, penyimpanan dan lainnya. Termasuk keamanan barang penumpang, “ujar Joko.
Tinjau bandara
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa didamping Pelaksana Tugas Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho meninjau Bandara Internasional Kuala Namu di Kabupaten Deli Serdang Rabu (19/12).
Hatta Rajasa beserta rombongan dari Jakarta meninjau Bandara Internasional Kuala Namu dengan menggunakan gerbong kereta api baru dan berangkat dari Stasiun Besar Kereta Api Medan, sekitar pukul 11.40 WIB.
Setelah menempuh perjalanan melewati beberapa stasiun yaitu, Bandhar Khalifah, Batang Kuis dan Aras Kabu, rombongan tiba di bandara sekitar pukul 12.20 WIB.
Lama perjalanan dengan jalur kereta api ini sekitar 40 menit.
Setelah kereta api berhenti beberapa puluh meter dari pintu bandara, dan rombongan dijemput dengan bus. Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan menggunakan bus tersebut.
Saat peninjauan kondisi Bandara Internasional Kuala Namu sudah 91 persen mendekati rampung, sehingga diperkirakan dapat beroperasi tepat waktu.
Rombongan kemudian masuk ke area bandara, yaitu terminal keberangkatan yang berada di lantai 2.
Koordinator Teknik PT Angkasa Pura II, Bambang Hermanto menjelaskan area check in dan penggunaan sistem otomatis dalam penanganan bagasi (bagage handling system otomatic) dengan menggunakan scan barcode.
Bambang menjelaskan, interior bandara banyak mengadopsi khasanah budaya dan sumber daya alam lokal diantaranya motif ulos pada bagian lantai dan desain kubah yang meniru pohon kelapa sawit.
“Bandara ini juga menerapkan konsep hemat energi dengan tata pencahayaan yang terang benderang pada siang hari, sehingga tidak membutuhkan penerangan di dalam ruangan.Demikian juga dengan sistem pendingin ruangan yang didesain lebih hemat listrik,” kata Bambang.
Pelaksana Tugas Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho mengatakan, dirinya optmitis dengan partisipasi warga, Bandara pertama yang terintegrasi dengan moda kereta api ini akan beroperasi tepat waktu Maret 2013.
Hal tersebut dikatakannya saat melakukan peninjaun dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Sumut ke lokasi bandara di Desa Beringin, belum lama ini.
Sebelum meninjau Bandara Kuala Namu, Gatot bersama rombongan FKPD melakukan dialog dengan warga Dalu 10 dan Desa Telaga Sari, Kabupaten Deliserdang yang tanahnya masih terkendala proses ganti ruginya.
Akibat kondisi ini, jalan arteri non tol Sepanjang 13,5 kilometer yang harusnya sudah selesai terkendala pembangunannya. Hingga kemarin, pengerjaan jalan non tol yang dibangun dari Simpang Kayu Besar Tanjung Morawa ini masih rampung 83,5 persen atau sekitar 11,27 kilometer.
Kepada warga yang masih mempertahankan tanahnya, Gatot mengimbau agar mereka ikut berpartisipasi menuntaskan proyek bandara internasional tersebut.
Kepada warga, Gatot menjelaskan Bandara Kuala Namu akan menjadi bandara tercanggih di Indonesia dan kedua terbesar di Indonesia setelah Bandara Soekarno- Hatta Jakarta. Selain moda kereta api, Kabupaten Batubara sudah menyatakan minatnya membuka akses hubungan dari jalur laut.
“Bisa dibayangkan, jika benar-benar beroperasi warga Kabupaten Deli Serdang juga yang akan menikmati dampak kemajuannya. Karena itu mari sama-sama kita wujudkan bandara ini beroperasi tepat waktu dan tanpa kendala,” tegas Gatot.
Pemerintah Pusat sendiri, dalam rapat terakhir dengan kementerian lintas sektor dengan tuan rumah Kementerian PU dan Kemeterian Perhubungan menegaskan akan tetap mengoperasikan bandara ini pada Maret 2013.
Dalam rapat FKPD Provinsi Sumatera Utara 14 Agustus 2012 lalu, diprediksikan sisa jalan non tol sepanjang 2,23 kilometer akan tuntas paling lama bulan November 2012.
Berdasarkan pantauan, kondisi terminal benar-benar tampak megah. Pintu Belalai penghubung kabin pesawat dengan ruang boarding atau Garbarata juga sudah terpasang sempurna.
Apalagi, meski cukup menyita waktu, namun Bandara Kuala Namu menjadi satu-satunya bandara internasional di Indonesia yang 100 persen dibangun putra-putri terbaik Indonesia alias 100 persen made in Indonesia.
PT Angkasa Pura 2 akan melakukan “shadow operation” atau operasional bayangan di Bandara Kualanamu pada awal Januari 2013 untuk menguji kesiapan infrastruktur penerbangan itu.
“Awal Januari akan dilakukan shadow operation, tetapi sifatnya terbatas,” kata Pelaksana GM Angkasa Pura Slamet Samiaji usai rapat dengar pendapat kesiapan angkutan Natal dan Tahun Baru dengan Komisi D DPRD Sumut di Medan.
Menurut dia, pihaknya sedang melakukan persiapan untuk menjalankan kegiatan yang bersifat untuk mengetahui kesiapan dan kelayakan terbang di Bandara Kualanamu itu.
Sebelum kegiatan tersebut, pihaknya telah memasang berbagai peralatan dan kelengkapan yang dibutuhkan dalam operasional bandara.
Ia mencontohkan pemasangan radar pemantau, alat simulasi, menara pemancar, alat bantu ceek poin, dan berbagai peralatan lain yang dibutuhkan.
“Dari segi peralatan, sekitar 90 persen sudah terpasang,” katanya.
Pihaknya berkeyakinan kegiatan tersebut akan berjalan lancar, termasuk dalam proses percepatan penyelesaian pembangunan Bandara Kualanamu yang berlokasi di Kabupaten Deli Serdang itu. “Sampai sejauh ini, belum ada kendala apapun,” katanya.
Meski demikian, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan instansi yang terkait dengan penerbangan, termasuk Pemprov Sumut dan Pemkab Deli Serdang.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Provinsi Sumut Nurdin Lubis mengatakan, pihaknya juga akan mulai melakukan pemindahan Bandara Polonia Medan pada Januari 2013 secara bertahap seiring akan dioperasionalkannya Bandara Kualanamu.
Ketika membacakan nota jawaban atas pandangan fraksi terhadap nota keuangan RAPBD 2013 dalam rapat paripurna DPRD Sumut di Medan, Nurdin menyebutkan, pemindahan tersebut akan berlangsung hingga Bandara Kualanamu operasional pada Maret 2013.
Sembilan fraksi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara mengusulkan nama Bandara Internasional Kuala Namu sebagai nama bandara baru yang dibangun di Kabupaten Deli Serdang.
Usulan tersebut disampaikan sembilan fraksi di DPRD Sumut dalam rapat paripurna DPRD Sumut di Medan.
Kesembilan fraksi itu adalah Fraksi Partai Demokrat, Fraksi Partai Golkar, Fraksi PKS, Fraksi PDI Perjuangan, Fraksi Partai Gerindra Bulan Bintang Reformasi, Fraksi PPRN, Fraksi Partai Hanura, Fraksi PAN, dan Fraksi PPP.
Sedangkan Fraksi Partai Damai Sejahtera mengusulkan nama Bandara Sisingamangaraja XII sebagai nama infrastruktur transportasi pengganti Bandara Polonia itu.
Ketika membacakan hasil rumusan Pansus, anggota Pansus Nama Bandara DPRD Sumut Raudin Purba mengatakan dari aspirasi yang ditampung dari berbagai elemen masyarakat, pihaknya menerima 15 usulan nama.
Ke-15 usulan nama itu adalah Bandara Internasional Kualanamu, Bandara Internasional Sumut, Bandara Marsipature Hutanabe, Bandara Internasional Sultan Serdang, Bandara Internasional Adam Malik, dan Bandara Sisingamangaraja XII.
Kemudian, Bandara Raja Inal Siregar, Bandara Tengku Amir Hamzah, Bandara Tengku Rizal Nurdin, Bandara Sultan Deli, Bandara Kiras Bangun, Bandara Dr Ferdinan Lumban Tobing, Bandara Abdul Haris Nasution, Bandara Mohammad Hasan, dan Bandara Internasional PR Telaumbanua.
Dari pembahasan yang dilakukan, termasuk diskusi dengan Tim Inventarisasi Nama Bandara yang dibentuk DPRD Kabupaten Deli Serdang, pihaknya merekomendasikan lima nama yakni Bandara Internasional Kualanamu, Bandara Internasional Sultan Serdang, Bandara Tengku Amir Hamzah, Bandara Sisingamangaraja XII, dan Bandara Abdul Haris Nasution.
Nama Bandara Internasional Kuala Namu diusulkan dengan mempertimbangkan dan memperhatikan aspirasi masyarakat sekitar bandara yang merasakan dampak langsung dari proses pembangunan infrastruktur transportasi udara itu.
Nama Bandara Internasional Sultan Serdang diusulkan karena memiliki nilai historis kedaerahan sesuai hasil seminar dan diskusi tokoh melayu.
Kemudian, nama Bandara Tengku Amir Hamzah diusulkan karena budayawan itu merupakan tokoh nasional yang menjadi salah satu konseptor Sumpah Pemuda.
Selain menjadi korban politik liar pada masa dominasi PKI, Tengku Amir Hamzah juga sukses memaparkan keunggulan bahasa melayu sehingga ditetapkan menjadi bahasa nasional.
Setelah itu, nama Bandara Sisingamangaraja XII diusulkan karena mampu menunjukkan nilai kepahlawanan dan dapat memberikan perlawanan terhadap penjajahan Belanda selama 25 tahun.
Sedangkan nama Bandara Abdul Haris Nasution diusulkan karena menjadi pahlawan nasional dari Sumut dan gigih mempertahankan kedaulatan Pancasila dari rongrongan PKI.
Setelah pembacaan rumusan tersebut, sembilan dari 10 fraksi DPRD Sumut menyetujui usulan nama Bandara Internasional Kuala Namu guna diteruskan ke Kementerian Perhubungan.
Hal ini dilakukan untuk memenuhi target penyelesaian suatu bangunan agar tepat waktu dan menghindari “keterbengkalaian” proyek yang sedang dikerjakan, sehingga dapat berdampak terhadap kerugian keuangan negara.
Kejadian seperti ini, harus tetap dihindari dan jangan sampai terjadi, sehingga dalam pengerjaan Bandara Internasional Kuala Namu di Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, harus selesai dengan tepat waktu.
Apalagi, direncanakan bandara termegah dan terbesar pertama di luar Pulau Jawa itu akan diresmikan pula oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Bisakah proyek “raksasa” bandara internasional kebanggan bagi masyarakat di Provinsi Sumatera Utara berpenduduk lebih kurang 13,5 juta jiwa itu, dapat diselesaikan dengan tepat waktu ?.
Kegiatan ini, jelas saja akan menjadi tantangan yang cukup berat atau menjadi “pekerjaan rumah” bagi tenaga ahli atau putra-putra terbaik bangsa Indonesia yang dipercayakan menyelesaikan proyek bernilai triliunan rupiah itu.
Pimpinan Proyek Bandara Kuala Namu, Joko Waskito mengatakan, untuk menyelesaikan proyek bandara internasional tersebut dapat segera selesai dikerjakan sebelum Maret 2013, para tenaga ahli dan pekerja yang terlibat dalam menyelesaikan bangunan itu, terus bekerja keras.
Hal ini dilakukan, agar proyek Bandara Internasional Kuala Namu itu, bisa segera dioperasionalkan dengan tepat waktu.
“Kita tetap berusaha agar proyek bandara terbesar pertama di luar Pulau Jawa yang dibiayai melalui dana APBN, Kementerian Perhubungan dan PT (Persero) Angkasa Pura II, bisa beroperasi Maret 2013,” kata Joko kepada para peserta Rapat Koordinasi (Rakor) Gubernur se-Wilayah Sumatera tahuh 2012 di Medan yang berkunjung ke lokasi Bandara Internasional Kuala Namu di Desa Beringin.
Menurut Joko, dalam pembangunan bandara yang bertaraf internasional itu, PT Angkasa Pura II mendanai Rp 2 triliun.
“Jadi pembangunan bandara yang cukup besar dan megah itu, PT Angkasa Pura II berinvestasi mencapai nilai triliunan rupiah.
Diharapkan pada Maret 2013 Bandara Internasional tersebut mulai beroperasi untuk menggantikan Bandara Internasional Polonia Medan.
Ia menambahkan, peresmian bandara internasional tersebut rencananya oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, pada Maret 2013.
Bandara internasional itu diharapkan menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Utara (Sumut) khususnya dan Indonesia pada umumnya, dapat dioperasikan dengan tepat waktu.
Dengan kehadiran bandara internasional itu, juga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Sumut.
Bahkan, jelasnya pembangunan fisik bandara internasional tersebut, saat ini rampung dan mencapai sekitar 91 persen dan pembangunan runway tinggal 300 meter lagi dari panjang runwai seluruhnya 2.900 x 45 meter.
Sedangkan luas area Bandara Internasional Kuala Namu mencapai 1.365 hektare, area terminal 118.930 meter persegi (M2), kapasitas terminal 8.1 juta pax per tahun, luas area parkir 50.820 meter persegi (M2), gudang kargo seluas 13.000 meter persegi (M2) dan kapasitas parkir, 407 taksi, 55 bus dan 908 mobil.
“Kita juga merasa bangga, bahwa pengerjaan proyek bandara internasional tersebut dilakukan seluruhnya dari arsitektur dan pekerja ahli dan merupakan putra-putra terbaik bangsa. Peralatan yang digunakan di bandara tersebut cukup canggih, mulai dari pemeriksaan barang penumpang, penyimpanan dan lainnya. Termasuk keamanan barang penumpang, “ujar Joko.
Tinjau bandara
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa didamping Pelaksana Tugas Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho meninjau Bandara Internasional Kuala Namu di Kabupaten Deli Serdang Rabu (19/12).
Hatta Rajasa beserta rombongan dari Jakarta meninjau Bandara Internasional Kuala Namu dengan menggunakan gerbong kereta api baru dan berangkat dari Stasiun Besar Kereta Api Medan, sekitar pukul 11.40 WIB.
Setelah menempuh perjalanan melewati beberapa stasiun yaitu, Bandhar Khalifah, Batang Kuis dan Aras Kabu, rombongan tiba di bandara sekitar pukul 12.20 WIB.
Lama perjalanan dengan jalur kereta api ini sekitar 40 menit.
Setelah kereta api berhenti beberapa puluh meter dari pintu bandara, dan rombongan dijemput dengan bus. Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan menggunakan bus tersebut.
Saat peninjauan kondisi Bandara Internasional Kuala Namu sudah 91 persen mendekati rampung, sehingga diperkirakan dapat beroperasi tepat waktu.
Rombongan kemudian masuk ke area bandara, yaitu terminal keberangkatan yang berada di lantai 2.
Koordinator Teknik PT Angkasa Pura II, Bambang Hermanto menjelaskan area check in dan penggunaan sistem otomatis dalam penanganan bagasi (bagage handling system otomatic) dengan menggunakan scan barcode.
Bambang menjelaskan, interior bandara banyak mengadopsi khasanah budaya dan sumber daya alam lokal diantaranya motif ulos pada bagian lantai dan desain kubah yang meniru pohon kelapa sawit.
“Bandara ini juga menerapkan konsep hemat energi dengan tata pencahayaan yang terang benderang pada siang hari, sehingga tidak membutuhkan penerangan di dalam ruangan.Demikian juga dengan sistem pendingin ruangan yang didesain lebih hemat listrik,” kata Bambang.
Pelaksana Tugas Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho mengatakan, dirinya optmitis dengan partisipasi warga, Bandara pertama yang terintegrasi dengan moda kereta api ini akan beroperasi tepat waktu Maret 2013.
Hal tersebut dikatakannya saat melakukan peninjaun dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Sumut ke lokasi bandara di Desa Beringin, belum lama ini.
Sebelum meninjau Bandara Kuala Namu, Gatot bersama rombongan FKPD melakukan dialog dengan warga Dalu 10 dan Desa Telaga Sari, Kabupaten Deliserdang yang tanahnya masih terkendala proses ganti ruginya.
Akibat kondisi ini, jalan arteri non tol Sepanjang 13,5 kilometer yang harusnya sudah selesai terkendala pembangunannya. Hingga kemarin, pengerjaan jalan non tol yang dibangun dari Simpang Kayu Besar Tanjung Morawa ini masih rampung 83,5 persen atau sekitar 11,27 kilometer.
Kepada warga yang masih mempertahankan tanahnya, Gatot mengimbau agar mereka ikut berpartisipasi menuntaskan proyek bandara internasional tersebut.
Kepada warga, Gatot menjelaskan Bandara Kuala Namu akan menjadi bandara tercanggih di Indonesia dan kedua terbesar di Indonesia setelah Bandara Soekarno- Hatta Jakarta. Selain moda kereta api, Kabupaten Batubara sudah menyatakan minatnya membuka akses hubungan dari jalur laut.
“Bisa dibayangkan, jika benar-benar beroperasi warga Kabupaten Deli Serdang juga yang akan menikmati dampak kemajuannya. Karena itu mari sama-sama kita wujudkan bandara ini beroperasi tepat waktu dan tanpa kendala,” tegas Gatot.
Pemerintah Pusat sendiri, dalam rapat terakhir dengan kementerian lintas sektor dengan tuan rumah Kementerian PU dan Kemeterian Perhubungan menegaskan akan tetap mengoperasikan bandara ini pada Maret 2013.
Dalam rapat FKPD Provinsi Sumatera Utara 14 Agustus 2012 lalu, diprediksikan sisa jalan non tol sepanjang 2,23 kilometer akan tuntas paling lama bulan November 2012.
Berdasarkan pantauan, kondisi terminal benar-benar tampak megah. Pintu Belalai penghubung kabin pesawat dengan ruang boarding atau Garbarata juga sudah terpasang sempurna.
Apalagi, meski cukup menyita waktu, namun Bandara Kuala Namu menjadi satu-satunya bandara internasional di Indonesia yang 100 persen dibangun putra-putri terbaik Indonesia alias 100 persen made in Indonesia.
PT Angkasa Pura 2 akan melakukan “shadow operation” atau operasional bayangan di Bandara Kualanamu pada awal Januari 2013 untuk menguji kesiapan infrastruktur penerbangan itu.
“Awal Januari akan dilakukan shadow operation, tetapi sifatnya terbatas,” kata Pelaksana GM Angkasa Pura Slamet Samiaji usai rapat dengar pendapat kesiapan angkutan Natal dan Tahun Baru dengan Komisi D DPRD Sumut di Medan.
Menurut dia, pihaknya sedang melakukan persiapan untuk menjalankan kegiatan yang bersifat untuk mengetahui kesiapan dan kelayakan terbang di Bandara Kualanamu itu.
Sebelum kegiatan tersebut, pihaknya telah memasang berbagai peralatan dan kelengkapan yang dibutuhkan dalam operasional bandara.
Ia mencontohkan pemasangan radar pemantau, alat simulasi, menara pemancar, alat bantu ceek poin, dan berbagai peralatan lain yang dibutuhkan.
“Dari segi peralatan, sekitar 90 persen sudah terpasang,” katanya.
Pihaknya berkeyakinan kegiatan tersebut akan berjalan lancar, termasuk dalam proses percepatan penyelesaian pembangunan Bandara Kualanamu yang berlokasi di Kabupaten Deli Serdang itu. “Sampai sejauh ini, belum ada kendala apapun,” katanya.
Meski demikian, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan instansi yang terkait dengan penerbangan, termasuk Pemprov Sumut dan Pemkab Deli Serdang.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Provinsi Sumut Nurdin Lubis mengatakan, pihaknya juga akan mulai melakukan pemindahan Bandara Polonia Medan pada Januari 2013 secara bertahap seiring akan dioperasionalkannya Bandara Kualanamu.
Ketika membacakan nota jawaban atas pandangan fraksi terhadap nota keuangan RAPBD 2013 dalam rapat paripurna DPRD Sumut di Medan, Nurdin menyebutkan, pemindahan tersebut akan berlangsung hingga Bandara Kualanamu operasional pada Maret 2013.
Sembilan fraksi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara mengusulkan nama Bandara Internasional Kuala Namu sebagai nama bandara baru yang dibangun di Kabupaten Deli Serdang.
Usulan tersebut disampaikan sembilan fraksi di DPRD Sumut dalam rapat paripurna DPRD Sumut di Medan.
Kesembilan fraksi itu adalah Fraksi Partai Demokrat, Fraksi Partai Golkar, Fraksi PKS, Fraksi PDI Perjuangan, Fraksi Partai Gerindra Bulan Bintang Reformasi, Fraksi PPRN, Fraksi Partai Hanura, Fraksi PAN, dan Fraksi PPP.
Sedangkan Fraksi Partai Damai Sejahtera mengusulkan nama Bandara Sisingamangaraja XII sebagai nama infrastruktur transportasi pengganti Bandara Polonia itu.
Ketika membacakan hasil rumusan Pansus, anggota Pansus Nama Bandara DPRD Sumut Raudin Purba mengatakan dari aspirasi yang ditampung dari berbagai elemen masyarakat, pihaknya menerima 15 usulan nama.
Ke-15 usulan nama itu adalah Bandara Internasional Kualanamu, Bandara Internasional Sumut, Bandara Marsipature Hutanabe, Bandara Internasional Sultan Serdang, Bandara Internasional Adam Malik, dan Bandara Sisingamangaraja XII.
Kemudian, Bandara Raja Inal Siregar, Bandara Tengku Amir Hamzah, Bandara Tengku Rizal Nurdin, Bandara Sultan Deli, Bandara Kiras Bangun, Bandara Dr Ferdinan Lumban Tobing, Bandara Abdul Haris Nasution, Bandara Mohammad Hasan, dan Bandara Internasional PR Telaumbanua.
Dari pembahasan yang dilakukan, termasuk diskusi dengan Tim Inventarisasi Nama Bandara yang dibentuk DPRD Kabupaten Deli Serdang, pihaknya merekomendasikan lima nama yakni Bandara Internasional Kualanamu, Bandara Internasional Sultan Serdang, Bandara Tengku Amir Hamzah, Bandara Sisingamangaraja XII, dan Bandara Abdul Haris Nasution.
Nama Bandara Internasional Kuala Namu diusulkan dengan mempertimbangkan dan memperhatikan aspirasi masyarakat sekitar bandara yang merasakan dampak langsung dari proses pembangunan infrastruktur transportasi udara itu.
Nama Bandara Internasional Sultan Serdang diusulkan karena memiliki nilai historis kedaerahan sesuai hasil seminar dan diskusi tokoh melayu.
Kemudian, nama Bandara Tengku Amir Hamzah diusulkan karena budayawan itu merupakan tokoh nasional yang menjadi salah satu konseptor Sumpah Pemuda.
Selain menjadi korban politik liar pada masa dominasi PKI, Tengku Amir Hamzah juga sukses memaparkan keunggulan bahasa melayu sehingga ditetapkan menjadi bahasa nasional.
Setelah itu, nama Bandara Sisingamangaraja XII diusulkan karena mampu menunjukkan nilai kepahlawanan dan dapat memberikan perlawanan terhadap penjajahan Belanda selama 25 tahun.
Sedangkan nama Bandara Abdul Haris Nasution diusulkan karena menjadi pahlawan nasional dari Sumut dan gigih mempertahankan kedaulatan Pancasila dari rongrongan PKI.
Setelah pembacaan rumusan tersebut, sembilan dari 10 fraksi DPRD Sumut menyetujui usulan nama Bandara Internasional Kuala Namu guna diteruskan ke Kementerian Perhubungan.
No comments:
Post a Comment