SLEMAN, KOMPAS.com — Badan pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ-230 PKCKN yang tergelincir di ujung timur landasan pacu (run way) Bandara Internasional Adisutjipto, Yogyakarta, pada Selasa (20/12/2011) lalu, berhasil dipindahkan ke taxi way bandara setempat, Sabtu (24/12/2011) pagi.
Badan pesawat yang telah berwarna putih tersebut dipindahkan dengan cara ditarik menggunakan dua alat berat setelah selama tiga hari tim Teknisi PT Sriwijaya Air berupaya memperbaiki dan memasang roda depan dan belakang kanan yang patah akibat musibah tersebut. Berdasarkan pantauan di lokasi, badan pesawat saat kejadian tergelincir, kemudian terperosok sehingga posisinya berada sekitar 50 meter di sisi kiri ujung timur run way menghadap ke timur. Kini badan pesawat sudah menghadap ke barat.
Sebelumnya, Komandan Pangkalan Udara Adisutjipto Yogyakarta Marsekal Pertama Abdul Muis mengatakan, pemindahan pesawat Sriwijaya Air yang tergelincir di ujung timur run way pada Selasa lalu itu diupayakan dilakukan pada Jumat (23/12/2011) malam.
Seperti diberitakan, Sriwijaya Air tergelincir dan terperosok di sisi timur landasan pacu Bandara Adisutjipto, Selasa sore sekitar pukul 17.10. Pesawat jenis Boeing 737-300 tersebut membawa 118 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan empat bayi. Pesawat tersebut berangkat dari Jakarta sekitar pukul 13.45 dari Jakarta.
"Namun, karena saat itu bandara ditutup akibat cuaca buruk dan jarak pandang hanya 500 meter, pendaratan dialihkan ke Surabaya. Kemudian mengisi bahan bakar di Surabaya, dan berangkat lagi menuju Yogyakarta," ujarnya.
Sebenarnya, pesawat Sriwijaya Air direkomendasikan mendarat di Adisutjipto pukul 17.05. Namun karena ada pesawat Garuda yang juga bersiap mendarat saat itu, maka Sriwijaya Air baru mendarat pada pukul 17.13.
Saat pendaratan itulah pesawat Sriwijaya tidak terkendali. Pesawat tidak bisa direm sehingga terus melaju ke sisi timur landasan, tergelincir di sisi kiri landasan, dan baru bisa berhenti saat masuk di area rumput.
Badan pesawat yang telah berwarna putih tersebut dipindahkan dengan cara ditarik menggunakan dua alat berat setelah selama tiga hari tim Teknisi PT Sriwijaya Air berupaya memperbaiki dan memasang roda depan dan belakang kanan yang patah akibat musibah tersebut. Berdasarkan pantauan di lokasi, badan pesawat saat kejadian tergelincir, kemudian terperosok sehingga posisinya berada sekitar 50 meter di sisi kiri ujung timur run way menghadap ke timur. Kini badan pesawat sudah menghadap ke barat.
Sebelumnya, Komandan Pangkalan Udara Adisutjipto Yogyakarta Marsekal Pertama Abdul Muis mengatakan, pemindahan pesawat Sriwijaya Air yang tergelincir di ujung timur run way pada Selasa lalu itu diupayakan dilakukan pada Jumat (23/12/2011) malam.
Seperti diberitakan, Sriwijaya Air tergelincir dan terperosok di sisi timur landasan pacu Bandara Adisutjipto, Selasa sore sekitar pukul 17.10. Pesawat jenis Boeing 737-300 tersebut membawa 118 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan empat bayi. Pesawat tersebut berangkat dari Jakarta sekitar pukul 13.45 dari Jakarta.
"Namun, karena saat itu bandara ditutup akibat cuaca buruk dan jarak pandang hanya 500 meter, pendaratan dialihkan ke Surabaya. Kemudian mengisi bahan bakar di Surabaya, dan berangkat lagi menuju Yogyakarta," ujarnya.
Sebenarnya, pesawat Sriwijaya Air direkomendasikan mendarat di Adisutjipto pukul 17.05. Namun karena ada pesawat Garuda yang juga bersiap mendarat saat itu, maka Sriwijaya Air baru mendarat pada pukul 17.13.
Saat pendaratan itulah pesawat Sriwijaya tidak terkendali. Pesawat tidak bisa direm sehingga terus melaju ke sisi timur landasan, tergelincir di sisi kiri landasan, dan baru bisa berhenti saat masuk di area rumput.
No comments:
Post a Comment